Pasukan Ukraina yang berjuang melawan Rusia. Foto: AFP
Pasukan Ukraina yang berjuang melawan Rusia. Foto: AFP

Rusia Pernah Tawarkan Akhiri Invasi Jika Ukraina Batalkan Upaya Gabung NATO

Medcom • 28 November 2023 20:05
Moskow: Rusia dikabarkan sempat menawarkan akan akhiri invasi Moskow ke Ukraina pada musim semi 2022. Hal ini akan terjadi jika Ukraina setuju untuk membatalkan keinginannya bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO).
 
Pemimpin partai politik Ukraina Hamba Rakyat, David Arakhamia, mengungkapkan bagian dari kesepakatan tersebut saat wawancara dengan jurnalis Ukraina Natalia Moseychuk pada Jumat. Kedua belah pihak yang bertikai telah menetapkan syarat-syarat untuk gencatan senjata dalam beberapa bulan terakhir.
 
Namun, banyak analis perang yang meragukan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, maupun Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang saat ini tidak memiliki keinginan serius untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 21 bulan tersebut.
 
Baca: Paling Masif! Ukraina Diserang Drone Rusia Selama 6 Jam Nonstop.

Menurut Arakhamia, ada rancangan perjanjian perdamaian antara perunding Ukraina dan Rusia pada awal perang. Arakhamia mengatakan bahwa Moskow berjanji untuk mengakhiri pertempuran jika Ukraina setuju untuk tetap netral dan membatalkan upayanya untuk bergabung dengan NATO.

“Mereka benar-benar berharap sampai akhir bahwa mereka akan menekan kami untuk menandatangani perjanjian semacam itu sehingga kami bersikap netral,” kata Arakhamia kepada Moseychuck, menurut terjemahan komentarnya dalam bahasa Inggris oleh Kyiv Post . 
 
“Itu adalah hal terbesar bagi mereka, mereka siap mengakhiri perang jika kami bersikap netral dan membuat komitmen bahwa kami tidak akan bergabung dengan NATO. Ini adalah poin kuncinya,” tambahnya, dilansir dari Newsweek, Selasa, 27 November 2023.
 
Ukraina telah bercita-cita menjadi anggota NATO selama beberapa dekade, dan pada September 2022 lalu, Kyiv mengumumkan upayanya untuk mempercepat keanggotaan dalam aliansi militer tersebut. Namun para pejabat Rusia telah memperingatkan bahwa pertempuran hanya akan meningkat jika Ukraina diterima menjadi anggota NATO, yang akan memperkuat aliansi Kyiv dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris.
 
Arakhamia mengatakan bahwa para pejabat Ukraina tidak mempercayai Rusia akan menepati janji mereka. “Tidak ada, dan tidak ada kepercayaan pada Rusia bahwa mereka akan melakukan hal itu. Hal itu hanya bisa dilakukan jika ada jaminan keamanan,” kata Arakhamia.
 
Arakhamia juga menyinggung kunjungan mendadak mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, ke Kyiv pada April 2022 lalu. Dia mengatakan Johnson mendorong Ukraina untuk tidak menandatangani apa pun dengan Rusia dan terus berjuang saja.
 
Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar Rusia di Inggris mengunggah tulisan di akun X, sebelumnya Twitter, milik Kedutaan Besar Rusia, “Pada musim semi tahun 2022, delegasi Rusia dan Ukraina berada di ambang perundingan untuk mengakhiri konflik, memastikan ketidaksejajaran militer Ukraina dan perlindungan hak-hak penutur bahasa Rusia. Sebuah teks telah dibahas di Istanbul, hampir siap untuk ditandatangani".
 
Namun, menurut Arakhamia, selama kunjungannya ke #Kiev, Perdana Menteri @BorisJohnson menekan pihak Ukraina 'untuk tidak menandatangani apa pun' dan 'terus berjuang.' Jadi, jelas, dengan masukan yang besar dari Inggris, jalan keluar menuju solusi yang dinegosiasikan menjadi sia-sia, dengan konsekuensi yang tragis bagi kenegaraan, ekonomi, dan populasi Ukraina,” tulisnya dalam postingan tersebut.
 
Berdasarkan laporan pada September 2022, bahwa orang-orang yang dekat dengan kepemimpinan Kremlin mengonfirmasi bahwa perunding Rusia telah mencapai kesepakatan sementara dengan Kyiv yang akan menjauhkan Ukraina dari NATO, namun Putin menolak kesepakatan tersebut dan melanjutkan invasinya.
 
Karena pemimpin Rusia itu mengatakan kepada perundingannya bahwa kesepakatan itu tidak berjalan cukup baik dan bahwa ia telah memperluas keberatannya dengan memasukkan pengambilan sebagian besar wilayah Ukraina.
 
Rusia saat ini sudah menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, dan Kyiv mengatakan perang tidak akan berakhir kecuali wilayah yang diambil itu dikembalikan ke kendali Ukraina.
 
Zelensky mengatakan bahwa untuk mengakhiri perang diperlukan pemulihan integritas teritorial, hak-hak dan kebebasan warga negara. “Pemulihan kedaulatan adalah prinsip utama untuk mengakhiri tahap panas perang, dan semuanya akan berakhir dengan damai,” ucap Presiden Ukraina itu.  (Alya Sekar Ayu)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan