Alumnus Jerman ini juga menyebutkan bahwa dalam kurun 2015-2050 jumlah pekerja di Jerman pada sektor tertentu akan mengalami penurunan, sedangkan di Indonesia jumlah tenaga kerja tersebut mengalami peningkatan. Ditambahkannya bahwa Indonesia bisa mengambil peluang ini, khususnya bagi para pemuda Indonesia dengan tentunya
mempersiapkan skill mereka yang salah satu persyaratan utamanya adalah kemampuan bahasa Jerman yang baik (minimal level B2).
Di akhir paparannya, Saufi menyampaikan beberapa keuntungan Ausbildung di Jerman, antara lain adalah mendapat tunjangan pelatihan, pendampingan dari instruktur profesional, memperluas kontak dan jaringan profesional, pengalaman praktek langsung dengan industri dan kontrak kerja sebagai pegawai tetap. Saufi juga mengingatkan untuk mengumpulkan informasi terkait lowongan vokasi ini dari sumber yang resmi dan benar.
Selain memaparkan sistem pendidikan umum di Jerman, Senior Executive Training & Education Department AHK-EKONID, Maulandiki Dani juga menerangkan tentang sistem pendidikan vokasi dan budaya kerja di Jerman. Menurutnya, Pendidikan dan pelatihan vokasi di Jerman merupakan salah satu jaminan terpenting agar dunia usaha dan dunia industri mampu bersaing dalam persaingan global. Ditambahkan, dalam pendidikan dan pelatihan vokasi khusunya Sistem Ganda, memberikan bekal kepada para generasi muda, untuk masa depan yang lebih menjanjikan. Diki juga menyebutkan bahwa keberhasilan ini dibuktikan dengan rendahnya angka pengangguran usia muda di Jerman.
Narasumber ke-3 Muhamad Yunus, yang saat ini sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan vokasi sebagai perawat di LWL-Akademie für Gesundheits- und Pflegeberufe atau Akademi Kesehatan dan Keperawaran di kota Münster, menceritakan tentang pengalamannya selama mengikuti program Ausbildung di Jerman. Pria asal Subang, Jawa Barat ini juga menjelaskan tata cara melamar, sarat-sarat yang harus dipenuhi dan menentukan bidang sesuai dengan kemampuannya.
"Harus benar-benar jujur terhadap diri sendiri, bidang apa yang ingin diambil, jangan mengikuti kata orang," tutur Yunus. Dikemukakannya juga bahwa calon peserta Ausbildung harus bisa berbahasa Jerman dan saat menjadi peserta magang harus membaur dengan rekan kerjanya serta jangan sungkan untuk banyak bertanya.
Acara Webinar yang berlangsung sekitar 2 jam ini diikuti hampir 200 peserta, baik dari Jerman, Eropa maupun Indonesia. Dengan diselenggarakannya acara ini, KNPI Jerman berharap akan semakin membuka minat dan wawasan pemuda di seluruh Indonesia guna menjadi tenaga terampil dan terdidik berkualifikasi Jerman serta bisa memberi bekal pengetahuan maupun pengalaman untuk mempersiapkan menjadi pemain ekonomi dan wirausahawan guna menuju Indonesia emas pada 2045 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News