Para pemimpin G7 berfoto bersama dengan Ratu Inggris, Elizabeth II. Foto: AFP
Para pemimpin G7 berfoto bersama dengan Ratu Inggris, Elizabeth II. Foto: AFP

Komitmen-Komitmen G7 untuk Mengatasi Krisis Iklim

Fajar Nugraha • 15 Juni 2021 19:02

 
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk melihat bagaimana negara ini dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pengumuman ini – termasuk keuangan untuk infrastruktur; dana baru untuk adaptasi ketika target pendanaan iklim sebesar USD100 miliar per tahun terpenuhi; dan melalui dana Planet Biru untuk memulihkan dan melindungi lautan kita”, ucap Owen.
 
G7 juga berkomitmen untuk mengurangi hampir separuh emisi mereka pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2010. Inggris telah melangkah lebih jauh, berjanji untuk mengurangi emisi setidaknya 68 persen pada tahun 2030 pada tingkat tahun 1990 (pengurangan 58 persen pada tingkat 2010).

Para pemimpin akan menetapkan tindakan yang akan mereka ambil untuk mengurangi emisi karbon, termasuk langkah-langkah seperti mengakhiri semua energi batu bara yang belum juga berkurang sesegera mungkin, mengakhiri hampir semua dukungan langsung pemerintah untuk sektor energi bahan bakar fosil di luar negeri dan menghapus mobil berbahan bakar bensin dan diesel secara bertahap.
 
Sir David Attenborough, ahli lingkungan terkenal Inggris dan “People’s Champion” COP26 Inggris, berbicara dengan para pemimpin negara-negara G7 plus negara-negara tamu termasuk Australia, India, Korea Selatan dan Afrika Selatan pada sesi tentang Iklim dan Alam  dan mendesak mereka untuk mengambil tindakan sebagai ekonomi terkemuka dunia guna mengamankan masa depan planet Bumi.
 
“Alam kita saat ini mengalami kemunduran yang luar biasa. Hal ini tidak bisa kita sangkal. Iklim memanas dengan cepat, tidak diragukan lagi. Ketidaksetaraan masyarakat dan bangsa kita terlihat jelas,” tegas Attenborough.
 
“Akan tetapi pertanyaan yang sains ajukan untuk kita jawab secara khusus pada 2021 adalah sebagai akibat dari fakta-fakta terkait tersebut, apakah kita berada di ambang ketidakstabilan seluruh planet? Jika demikian, maka keputusan yang kita buat dekade ini – khususnya keputusan yang dibuat oleh negara-negara paling maju secara ekonomi – akan menjadi sangat penting dalam sejarah manusia,” ungkapnya.
 
Selain mengambil tindakan di dalam negeri, para pemimpin G7 akan berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi mereka pada pendanaan iklim internasional untuk memenuhi target mobilisasi USD100 miliar per tahun, yang akan membantu negara-negara berkembang menangani dampak perubahan iklim dan mendukung pertumbuhan hijau yang berkelanjutan.
 
Secara keseluruhan, negara-negara tersebut menyetujui G7 Nature Compact – yang mengikat para pemimpin dunia untuk:
 
• Ubah insentif dan pengendalian kegiatan yang tidak berkelanjutan dan ilegal yang berdampak negatif terhadap alam, seperti melalui penanggulangan deforestasi dengan mendukung rantai pasokan berkelanjutan, dan meningkatkan upaya untuk mengatasi perdagangan satwa liar ilegal.
 
• Bekerja untuk meningkatkan investasi di alam dari semua sumber secara signifikan, dan untuk memastikan alam diperhitungkan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan - misalnya, dengan menggunakan Tinjauan Dasgupta sebagai referensi untuk tindakan utama.
 
• Mendukung dan mendorong perlindungan, konservasi dan pemulihan ekosistem yang penting untuk menghentikan dan mengembalikan hilangnya keanekaragaman hayati dan mengatasi perubahan iklim, seperti mendukung target untuk melestarikan atau melindungi setidaknya 30% daratan global dan 30 persen lautan global pada akhir dekade.
 
• Bertanggungjawab untuk mengambil tindakan domestik dan global untuk alam dengan mendorong penguatan akuntabilitas dan mekanisme implementasi dari semua Perjanjian Lingkungan Multilateral di mana kita termasuk pihak didalamnya.
 
Pertemuan tersebut merupakan net-zero G7 yang pertama, dengan semua negara telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih paling lambat pada tahun 2050 dengan target pengurangan ambisius pada tahun 2020-an. KTT Pemimpin adalah batu loncatan penting dalam perjalanan menuju COP26, yang akan diselenggarakan Inggris di Glasgow pada November.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan