Dikutip dari Korea Times, 100 ahli dari 30 negara menuangkan desakan dalam surat terbuka. Para ahli riset dan kebijakan tembakau meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengikutsertakan pendekatan pengurangan dampak buruk dalam upaya pengendalian tembakau.
Enam rekomendasi ahli atas pengendalian tembakau:
- Menjadikan pengurangan dampak buruk tembakau sebagai bagian strategi global memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) di bidang kesehatan, terutama terkait penyakit tidak menular.
- Memastikan setiap analisis kebijakan WHO melalui penilaian yang tepat terkait manfaat dan risiko bagi perokok dan calon perokok (termasuk remaja), serta orang sekitarnya.
- Memastikan pengajuan kebijakan mempertimbangkan konsekuensi yang tidak diinginkan, terutama kebijakan pelarangan.
- Menerapkan Pasal 5.3 FCTC untuk mengatasi malpraktik industri tembakau dengan benar.
- Membuat negosiasi FCTC lebih terbuka bagi para pemangku kepentingan yang memiliki pandangan pengurangan dampak buruk
- Memulai kajian independen terhadap pendekatan WHO dan FCTC terhadap kebijakan tembakau dalam konteks SDGs.
Profesor Queen Mary University Inggris, Peter Hajek, pernah membantah laman tanya jawab WHO terkait produk vape. Menurut dia, mayoritas fakta di laman yang dipublikasikan pada 2020 itu tak benar.