Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh di rumahnya pada 7 Juli 2021. Foto: AFP
Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh di rumahnya pada 7 Juli 2021. Foto: AFP

AS dan Inggris Kutuk Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise

Fajar Nugraha • 08 Juli 2021 07:25
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk pembunuhan terhadap Presiden Haiti Jovenel Moise di rumahnya pada 7 Juli 2021. Insiden itu juga melukai Ibu Negara Haiti, Martine Moise.
 
Moise ditembak mati dan istrinya terluka oleh orang-orang bersenjata tak dikenal dengan senjata kaliber tinggi di kediaman pribadinya. Hal ini menimbulkan ketakutan akan kekacauan di negara Karibia yang miskin yang sudah terhuyung-huyung dari kekerasan geng yang merajalela dan menghadapi krisis konstitusional.
 
Baca: Presiden Haiti Tewas Dibunuh Kelompok Bersenjata di Rumahnya.

"Kami mengutuk serangan keji ini dan saya mengirimkan harapan tulus saya untuk kesembuhan Ibu Negara Moise," kata Joe Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip BBC, Kamis 8 Juli 2021.
 
"Amerika Serikat menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Haiti dan kami siap membantu dan terus bekerja untuk Haiti yang aman dan terjamin,” imbuhnya.
 
Kecaman juga datang dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Melalui Twitter, PM Johnson menuliskan bahwa dia “meras sedih atas kematian Presiden Moise”.
 
“(Pembunuhan) itu tindakan menjijikkan dan diharapkan ada ketenangan (di Haiti),” imbuh Johnson.
 
Tidak diketahui siapa di balik pembunuhan itu. Dalam video yang beredar di media sosial yang tidak dapat diverifikasi,  sekelompok bersenjata -,yang wajahnya tidak dapat dilihat,- terdengar berteriak bahwa mereka adalah Agen DEA ketika mereka memasuki kediaman Moise yang dijaga di bawah penutup malam sebelum semburan tembakan terdengar.
 
Duta Besar Haiti untuk Amerika Serikat, Bocchit Edmond, membenarkan bahwa orang-orang bersenjata itu telah salah mengidentifikasi diri mereka sebagai agen Drug Enforcement Administration (DEA). Dia mengatakan, pihak berwenang Haiti akan menyambut bantuan keamanan AS setelah pembunuhan itu.
 
Sebuah sumber Pemerintah AS membantah bahwa DEA ada hubungannya dengan pembunuhan itu.
 

 
Banyak orang di Haiti ingin Moise meninggalkan kantor. Sejak dia mengambil alih pada 2017, dia menghadapi seruan untuk mengundurkan diri dan protes massa. Pertama atas tuduhan korupsi dan pengelolaan ekonominya, kedua atas cengkeramannya yang meningkat pada kekuasaan.

Ketidakstabilan

Anggota Kongres AS mengutuk serangan itu dan menyerukan tindakan administrasi. Senator Republik Marco Rubio meminta pemerintahan Biden untuk membantu membawa para pembunuh ke pengadilan.
 
Negara bagian asal Rubio, Florida, memiliki populasi Haiti-Amerika yang besar dan dia bertemu dengan Moise pada 2019 dalam perjalanan ke negara itu.
 
Baca: PM Haiti Sebut Pembunuh Presiden Jovenel Moise adalah Agen DEA.
 
"Kami tidak bisa membiarkan serangan pengecut dan jahat ini membawa lebih banyak kesulitan bagi rakyat Haiti dan semakin mengacaukan negara mereka," kata Rubio dalam sebuah pernyataan.
 
Duta Besar AS untuk Haiti, Michele Sison, dan Penjabat Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Belahan Barat, Julie Chung, mengadakan pengarahan darurat untuk beberapa anggota Kongres Demokrat tentang berbagai peristiwa di Port-au-Prince.
 
Oposisi di Haiti menuduh Amerika Serikat -,donor asing utama Haiti,- bersikap lunak terhadap Moise karena dukungannya terhadap kebijakan luar negeri AS. Moise telah menghadapi seruan untuk mengundurkan diri dan protes massa atas tuduhan korupsi, manajemen ekonominya, dan cengkeramannya yang meningkat pada kekuasaan.
 
Washington mengirim pasukan ke Haiti pada 1994 untuk menggulingkan pemerintahan militer dan mengembalikan presiden terpilihnya, mantan pastor paroki Jean-Bertrand Aristide, ke tampuk kekuasaan. Tetapi negara itu terus berjuang dengan ketidakstabilan politik dan serangkaian bencana alam sejak saat itu.
 
Sejak itu, Pemerintah AS telah mengurangi keterlibatannya dengan Haiti, dan operasi penjaga perdamaian PBB berakhir pada 2019. Banyak orang di Haiti ingin Moise meninggalkan kantor. Sejak dia mengambil alih pada 2017, dia menghadapi seruan untuk mengundurkan diri dan protes massa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan