Sementara itu di G20, sebagian besar negara terus mewaspadai keputusan yang mungkin terlihat seperti menerima atau menormalkan invasi Rusia secara diam-diam. Melalui invasinya, Putin telah menciptakan serangkaian krisis, yakni di bidang energi, pangan, dan lain-lain.
Menurut Inggris, Putin tidak dapat secara wajar memperlihatkan dirinya sebagai bagian dari solusi ketika dia sendirilah yang telah menciptakan setumpuk masalah di dunia yang telah berjuang untuk pulih dari COVID-19.
"G20 tahun ini merupakan pertemuan yang kredibel dari ekonomi terkemuka dunia, sehingga tidak boleh mengabaikan invasi Rusia ke Ukraina. Sebagai Presiden G20, Indonesia memiliki peran yang sulit, tetapi penting, dalam memastikan bahwa Indonesia memiliki suara untuk Ukraina dalam diskusi penting tersebut, karena Ukraina tengah mengalami bencana kemanusiaan dan ekonomi," ujar Dubes Owen Jenkins.
"Tidak ada yang iri pada Indonesia karena harus menangani tantangan geopolitik ini, bahkan Inggris bertekad untuk memberikan dukungan apa pun yang bisa kami berikan kepada Indonesia dalam mengatasi hambatan besar yang telah disebabkan oleh Rusia pada Presidensi G20."
"Melalui semua yang kita lakukan di G20, kita harus melihat gambaran yang lebih luas dan memastikan bahwa kita tidak menormalisasi apa yang telah dilakukan Rusia. Ini bukan hal yang wajar. Kita akan lebih aman jika semuanya melihat hal ini dari sudut pandang yang sama," pungkasnya.
Baca: Dubes Ukraina: Jika Zelensky Hadir di G20, Tujuannya Bukan Negosiasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News