Zelensky telah menyerukan pembatasan wilayah udara untuk memperlambat invasi Rusia ke negaranya, tetapi para pemimpin NATO menolak permintaan itu. NATO menghindari terlibat langsung dalam konflik militer dan malah menjanjikan lebih banyak sanksi ekonomi.
Dalam sebuah video pesan, Zelensky mengungkapkan tidak berlakunya NFZ adalah lampu hijau untuk lebih banyak pemboman oleh Moskow. Ia mengatakan kepada para pemimpin NATO bahwa kematian di masa depan dari invasi akan berada di pundak mereka.
"Anda harus memikirkan orang-orang, tentang kemanusiaan itu sendiri, dan apa yang Anda pikirkan di pertemuan itu?" ucap Zelensky dilansir dari New York Post, Sabtu, 5 Maret 2022.
Baca: Sekjen NATO Janji Tak Kirim Pasukan Jika Rusia Hentikan Invasi ke Ukraina
"Semua orang yang akan mati mulai hari ini juga akan mati karenamu (NATO). Karena kelemahanmu. Karena perpecahan kalian," lanjut dia.
"Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO dengan sengaja memutuskan untuk TIDAK menutup langit di atas Ukraina," kata Zelensky.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Dok/AFP
Zelensky mengungkapkan bahwa pihaknya yakin negara-negara NATO sendiri telah menciptakan narasi bahwa penutupan langit di atas Ukraina akan memprovokasi agresi langsung Rusia terhadap NATO.
"Ini adalah self-hypnosis (hipnosis diri sendir). Dari mereka yang lemah, kurang percaya diri … meskipun mereka mungkin memiliki senjata berkali-kali lebih kuat dari kita," tutur dia.
Namun, Zelensky tetap mengucapkan terima kasih pada negara-negara yang dia anggap 'teman' yang berada di NATO, yang terlah membantu Ukraina.
NATO tegaskan tak mau jadi bagian dari Konflik Rusia-Ukraina
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg meminta Rusia segera akhiri perang di Ukraina. Namun, ia menegaskan pihaknya tak mau terlibat dalam konflik kedua negara."NATO adalah aliansi pertahanan, kami tidak mencari-cari konflik dengan Rusia," kata Stoltenberg, dilansir dari The Guardian, Selasa, 1 Maret 2022.
"Rusia harus sesegera mungkin menghentikan perang, menarik seluruh pasukannya dari Ukraina, dan melaksanakan upaya diplomatik dengan itikad baik," tegas Stoltenberg.
Baca: Media Rusia Sebut Presiden Ukraina Kabur ke Polandia
Banyak yang menyebutkan NATO sebagai biang kerok perang ini terjadi. Pasalnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin agar negaranya bergabung dengan NATO.
Namun, Putin sebagai pemimpin negara tetangga tidak menyukainya. Ia tidak ingin NATO terus melakukan perluasan di wilayah Eropa Timur.
Bagi Presiden Rusia itu, kehadiran NATO di dekat negaranya merupakan ancaman. Terlebih, Amerika Serikat (AS) yang disebut sebagai musuh bebuyutan Rusia, bergabung dalam pakta tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News