Menurut juru bicara otoritas maritim, sebuah kapal angkatan laut Prancis melihat beberapa mayat di air sekitar pukul dua siang waktu setempat. Mereka menemukan jumlah korban tewas dan luka-luka yang tidak diketahui, termasuk beberapa yang tidak sadarkan diri.
Badan maritim Prancis untuk wilayah tersebut melaporkan, tiga kapal patroli Prancis bergabung dengan satu helikopter Prancis dan satu helikopter Inggris dalam pencarian di daerah itu.
Kepala Pelabuhan Calais dan Boulogne, Jean-Marc Puissesseau mengatakan kepada AP, ia berbicara dengan salah satu penyelamat yang membawa beberapa mayat ke pelabuhan Calais. “Pedagang adalah pembunuh. Kami sedang menunggu sesuatu seperti ini terjadi,” ungkapnya.
Kematian terkadang dilaporkan terjadi di penyeberangan, namun kehilangan nyawa dalam jumlah besar disebut jarang terjadi.
Kewarganegaraan para korban diketahui tidak segera dirilis. Mereka yang melarikan diri dari konflik di Afghanistan, Irak, Eritrea, dan Sudan termasuk di antara yang berkumpul di sepanjang kota-kota di Prancis utara yang berusaha menyeberang ke Inggris.
“Emosi yang kuat setelah drama banyak orang tewas dalam tenggelamnya kapal migran di saluran itu,” cuit Darmanin. Pejabat berusia 39 tahun tersebut mengecam jaringan penyelundupan migran yang mengatur perjalanan semacam itu.
Kantor kejaksaan Dunkirk mengatakan, pihaknya membuka penyelidikan atas pembunuhan berencana setelah tragedi tersebut. Jumlah migran yang menggunakan perahu kecil untuk menyeberangi saluran diketahui telah meningkat tajam tahun ini.
Meskipun risiko tinggi yang memburuk dalam cuaca musim gugur, sejumlah orang juga diyakini telah mencapai Inggris dengan perahu kecil pada Rabu.
Terdapat lebih dari 25.700 orang telah melakukan perjalanan berbahaya dengan perahu kecil tahun ini, tiga kali lipat dari total keseluruhan 2020.
Dengan cuaca yang berubah-ubah, laut yang dingin, dan lalu lintas laut yang padat, penyeberangan disebut berbahaya bagi perahu karet dan perahu kecil lainnya yang ditumpangi oleh para migran.
Pihak berwenang Prancis dan Inggris pun telah mengambil ribuan migran di lepas pantai kedua negara tersebut dalam beberapa pekan terakhir melalui sejumlah operasi penyelamatan.
“Berapa kali lagi kita harus melihat orang-orang kehilangan nyawa mereka mencoba untuk mencapai keselamatan di Inggris karena kurangnya sarana yang aman untuk melakukannya?,” ujar Manajer Kampanye Hak Pengungsi & Migran Amnesty International Inggris,Tom Davies.
“Kami sangat membutuhkan pendekatan baru untuk suaka, termasuk upaya asli Anglo-Prancis untuk merancang rute suaka yang aman untuk menghindari tragedi seperti itu terjadi lagi,” tambahnya.
Johnson juga mengatakan, lebih banyak yang harus dilakukan untuk “memecahkan model bisnis gangster yang mengirim orang ke laut dengan cara ini.” (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News