Brasilia: Data terbaru menunjukkan vaksin covid-19 Sinovac kemanjurannya bisa meningkat hingga 63,2 persen dengan jeda suntikan pertama dan kedua lebih dari 21 hari.
Sebelumnya vaksin ini dinyatakan memiliki kemanjuran 50,7 persen dan telah terbukti efektif melawan varian yang dikenal sebagai P1 dan P2 yang lazim ditemukan di Brasil.
Temuan itu muncul dalam laporan terbaru yang dirilis pada Minggu oleh Butantan Institute milik pemerintah Negara Bagian Sao Paulo, yang menguji dan memproduksi vaksin tidak aktif covid-19 milik Sinovac bernama CoronaVac.
Laporan tersebut merilis data spesifik dan komprehensif tentang uji coba tahap akhir di Brasil. Ini adalah laporan statistik paling rinci tentang vaksin covid-19 yang dibuat oleh Tiongkok.
Khasiat utama melawan gejala covid-19 adalah 50,7 persen. Vaksin tersebut 83,7 persen efektif dalam mencegah kasus yang membutuhkan bantuan, naik dari 78 persen dalam data yang dirilis pada Januari. Vaksin juga 100 persen efektif melawan kasus sedang dan parah dalam uji klinis Fase III acak, tersamar ganda. Statistik mengungkapkan uji terkontrol yang juga menggunakan plasebo melibatkan 12.396 peserta.
“Tingkat kemanjuran yang diungkapkan dalam laporan ini sedikit lebih tinggi daripada yang dilaporkan pada awal Januari, karena pelacakan perubahan data klinis dan kriteria berbeda yang digunakan untuk menentukan kasus infeksi,” ujar Juru Bicara Sinovac Liu Peicheng, dikutip dari Global Times, Selasa 13 April 2021.
“Para peneliti menemukan bahwa interval yang lebih lama antara dua suntikan dapat membawa kemanjuran yang lebih tinggi, sejalan dengan pengamatan banyak peneliti medis Tiongkok yang merekomendasikan interval yang lebih lama untuk memaksimalkan tingkat antibodi kekebalan,” imbuhnya.
“Keenam kasus covid-19 parah terjadi pada kelompok plasebo. Ada 67 efek samping serius yang dilaporkan oleh 64 peserta dan semuanya ditentukan tidak terkait dengan vaksinasi, termasuk dua kasus fatal,” katanya.
Hasil akhir dan statistik yang relevan identik dengan hasil yang mendapat persetujuan bersyarat dari regulator obat Tiongkok pada Februari.
"Ini adalah studi Fase III paling rinci dari vaksin covid-19 buatan Tiongkok hingga saat ini. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa CoronaVac memiliki profil keamanan yang baik, dan berkhasiat serta melindungi terhadap infeksi gejala," tutur Zhuang Shilihe, dokter yang berbasis di Guangzhou yang melacak vaksin covid-19 dengan cermat.
Zhuang mengatakan kepada Global Times pada Senin bahwa keefektifannya dapat dioptimalkan lebih lanjut dengan memperpanjang interval antar dosis.
“Tetapi tidak dapat disangkal, dibandingkan dengan vaksin yang tidak aktif, kemanjuran vaksin mRNA lebih tinggi, bahkan jauh lebih tinggi daripada beberapa vaksin umum di pasaran, yang telah meningkatkan ekspektasi,” kata Zhuang.
"Tetapi itu tidak berarti bahwa vaksin yang tidak aktif tidak memenuhi syarat. Vaksin flu, misalnya, tingkat efektivitas aktual di banyak negara adalah antara 40 dan 50 persen, tetapi jenis vaksin ini masih diakui secara resmi dan diterima secara luas untuk digunakan,” sebut Zhuang.
Sinovac juga telah menyerahkan data rinci ke WHO dan regulator obat di negara atau wilayah yang menggunakan CoronaVac, dan otoritas terkait akan meninjau angka rinci ini sebelum membuat keputusan persetujuan.
CoronaVac telah mendapat persetujuan untuk penggunaan darurat di berbagai negara, seperti Pakistan dan Panama.
Beberapa media baru-baru ini menyalahkan tingkat kemanjuran CoronaVac untuk infeksi yang tinggi di Chile, mengutip sebuah penelitian oleh Universitas Chile yang mengklaim keefektifan setelah suntikan pertama CoronaVac hanya tiga persen.
Namun sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan kepada Global Times pada Minggu bahwa laporan universitas tidak "komprehensif dan kompenten”. Laporan itu didasarkan pada data terbuka "sangat terbatas".
“Data itu hanya 'latihan' yang dilakukan oleh tim peneliti universitas, berdasarkan data publik. Sangat terbatas, bahkan tidak mendekati sebuah makalah,” kata sumber tersebut.
Global Times yang mendapatkan informasi dari Sinovac mengatakan, data resmi dan keseluruhan dari peluncuran vaksin CoronaVac akan dirilis minggu depan oleh Kementerian Kesehatan Chile.
Sebelumnya vaksin ini dinyatakan memiliki kemanjuran 50,7 persen dan telah terbukti efektif melawan varian yang dikenal sebagai P1 dan P2 yang lazim ditemukan di Brasil.
Temuan itu muncul dalam laporan terbaru yang dirilis pada Minggu oleh Butantan Institute milik pemerintah Negara Bagian Sao Paulo, yang menguji dan memproduksi vaksin tidak aktif covid-19 milik Sinovac bernama CoronaVac.
Laporan tersebut merilis data spesifik dan komprehensif tentang uji coba tahap akhir di Brasil. Ini adalah laporan statistik paling rinci tentang vaksin covid-19 yang dibuat oleh Tiongkok.
Khasiat utama melawan gejala covid-19 adalah 50,7 persen. Vaksin tersebut 83,7 persen efektif dalam mencegah kasus yang membutuhkan bantuan, naik dari 78 persen dalam data yang dirilis pada Januari. Vaksin juga 100 persen efektif melawan kasus sedang dan parah dalam uji klinis Fase III acak, tersamar ganda. Statistik mengungkapkan uji terkontrol yang juga menggunakan plasebo melibatkan 12.396 peserta.
“Tingkat kemanjuran yang diungkapkan dalam laporan ini sedikit lebih tinggi daripada yang dilaporkan pada awal Januari, karena pelacakan perubahan data klinis dan kriteria berbeda yang digunakan untuk menentukan kasus infeksi,” ujar Juru Bicara Sinovac Liu Peicheng, dikutip dari Global Times, Selasa 13 April 2021.
“Para peneliti menemukan bahwa interval yang lebih lama antara dua suntikan dapat membawa kemanjuran yang lebih tinggi, sejalan dengan pengamatan banyak peneliti medis Tiongkok yang merekomendasikan interval yang lebih lama untuk memaksimalkan tingkat antibodi kekebalan,” imbuhnya.
“Keenam kasus covid-19 parah terjadi pada kelompok plasebo. Ada 67 efek samping serius yang dilaporkan oleh 64 peserta dan semuanya ditentukan tidak terkait dengan vaksinasi, termasuk dua kasus fatal,” katanya.
Hasil akhir dan statistik yang relevan identik dengan hasil yang mendapat persetujuan bersyarat dari regulator obat Tiongkok pada Februari.
"Ini adalah studi Fase III paling rinci dari vaksin covid-19 buatan Tiongkok hingga saat ini. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa CoronaVac memiliki profil keamanan yang baik, dan berkhasiat serta melindungi terhadap infeksi gejala," tutur Zhuang Shilihe, dokter yang berbasis di Guangzhou yang melacak vaksin covid-19 dengan cermat.
Zhuang mengatakan kepada Global Times pada Senin bahwa keefektifannya dapat dioptimalkan lebih lanjut dengan memperpanjang interval antar dosis.
“Tetapi tidak dapat disangkal, dibandingkan dengan vaksin yang tidak aktif, kemanjuran vaksin mRNA lebih tinggi, bahkan jauh lebih tinggi daripada beberapa vaksin umum di pasaran, yang telah meningkatkan ekspektasi,” kata Zhuang.
"Tetapi itu tidak berarti bahwa vaksin yang tidak aktif tidak memenuhi syarat. Vaksin flu, misalnya, tingkat efektivitas aktual di banyak negara adalah antara 40 dan 50 persen, tetapi jenis vaksin ini masih diakui secara resmi dan diterima secara luas untuk digunakan,” sebut Zhuang.
Sinovac juga telah menyerahkan data rinci ke WHO dan regulator obat di negara atau wilayah yang menggunakan CoronaVac, dan otoritas terkait akan meninjau angka rinci ini sebelum membuat keputusan persetujuan.
CoronaVac telah mendapat persetujuan untuk penggunaan darurat di berbagai negara, seperti Pakistan dan Panama.
Beberapa media baru-baru ini menyalahkan tingkat kemanjuran CoronaVac untuk infeksi yang tinggi di Chile, mengutip sebuah penelitian oleh Universitas Chile yang mengklaim keefektifan setelah suntikan pertama CoronaVac hanya tiga persen.
Namun sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan kepada Global Times pada Minggu bahwa laporan universitas tidak "komprehensif dan kompenten”. Laporan itu didasarkan pada data terbuka "sangat terbatas".
“Data itu hanya 'latihan' yang dilakukan oleh tim peneliti universitas, berdasarkan data publik. Sangat terbatas, bahkan tidak mendekati sebuah makalah,” kata sumber tersebut.
Global Times yang mendapatkan informasi dari Sinovac mengatakan, data resmi dan keseluruhan dari peluncuran vaksin CoronaVac akan dirilis minggu depan oleh Kementerian Kesehatan Chile.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News