Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) menemukan bahwa pasien yang terinfeksi Omicron memiliki kemungkinan 80 persen lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit dibanding mereka yang terinfeksi varian Delta. Selain itu, risiko penyakit parah yang dialami pasien Omicron juga lebih rendah 70 persen ketimbang saat terkena varian Delta.
"Yang menarik, data bersama kami menunjukkan cerita positif tentang penurunan keparahan Omicron dibandingkan varian lain," kata peneliti NICD, Profesor Cheryl Cohen, dikutip dari Reuters, Kamis, 23 Desember 2021.
Baca: WHO Belum Punya Data Tingkat Keparahan dari Varian Omicron
Cohen mengatakan hasil penelitian ini diperkuat data pengawasan yang menunjukkan tingkat rawat inap dan kematian yang jauh lebih rendah saat gelombang varian Omicron melanda Afrika Selatan. Hasil Ini jika dibandingkan dengan gelombang varian covid-19 lainnya.
Lebih lanjut, penelitian menyebutkan bahwa 60-70 persen warga Afrika Selatan telah terinfeksi covid-19. Sehingga, mereka memiliki tingkat kekebalan lebih tinggi terhadap virus tersebut.
"Yang tidak jelas adalah apakah gambarannya akan serupa di negara-negara di mana terdapat tingkat vaksinasi yang tinggi? Mengingat tingkat infeksi sebelumnya sangat rendah," kata dia.
Penelitian Omicron di Afrika Selatan belum tentu serupa dengan negara lain
Para peneliti mengingatkan hasil penelitian ini belum bisa dijadikan sebagai kesimpulan terkait karakteristik varian Omicron. Sebab, penelitian belum membandingkan tingkat keparahan Omicron di Afrika Selatan dengan negara lainnya.Profesor kedokteran di Universitas Inggris East Anglia, Paul Hunter, mengatakan upaya membandingkan Omicron dengan Delta belum menentukan tingkat keparahan infeksi varian baru itu. Bisa jadi Omicron tidak menyebabkan keparahan penyakit karena kekebalan populasi yang meningkat atau peningkatan layanan kesehatan.
Hasil studi besar oleh Imperial College London yang dirilis minggu lalu pun menunjukkan bahwa tidak ada tanda Omicron lebih ringan dari Delta. Meskipun, data rawat inap masih sangat terbatas.
Baca: Antisipasi Meluasnya Varian Omicron, Pemerintah Terus Perbanyak Tenaga Vaksinator
WHO belum berani mengambil kesimpulan Omicron vs Delta
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku belum memiliki cukup data terkait tingkat keparahan infeksi varian Omicron vs Delta. Meski, WHO telah mengantongi beberapa data yang menunjukkan tingkat rawat inap varian Omicron lebih rendah ketimbang varian Delta."Kita belum melihat varian ini beredar cukup lama pada populasi di seluruh dunia, tentu saja pada populasi yang rentan," kata Pemimpin Teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 23 Desember 2021, Kerkhove mengatakan data varian baru yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan Hong Kong pada November lalu itu, masih ‘berantakan’ saat berbagai negara melaporkan kedatangan dan penyebarannya.
“Kami telah meminta orang untuk berhati-hati. Kami telah meminta negara-negara untuk berhati-hati dan untuk benar-benar berpikir, terutama karena liburan ini akan datang,” ujar Kerkhove.
Baca: Jepang Konfirmasi Penyebaran Omicron di Tengah Masyarakat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News