"Ini adalah situasi darurat dan kami mengambil tindakan darurat yang sesuai, termasuk menghapus video Presiden Trump," kata Wakil Presiden Integritas Facebook Guy Rosen dalam sebuah tweet.
"Kami menghapusnya karena kami yakin hal itu berkontribusi mengurangi risiko kekerasan yang sedang berlangsung,” imbuh Rosen.
Video-video Trump juga dihapus dari Instagram.
Sementara YouTube mengatakan, video Trump melanggar kebijakannya terhadap konten yang menuduh "penipuan atau kesalahan yang meluas mengubah hasil Pemilu AS 2020". Juru bicara YouTube Farshad Shadloo menambahkan bahwa pihak perusahaan mengizinkan salinan yang menyertakan konteks tambahan.
"Saat situasi di Gedung Kongres Amerika Serikat terungkap, tim kami bekerja untuk segera menghapus streaming langsung dan konten lain yang melanggar kebijakan kami. Termasuk konten yang menentang hasutan untuk melakukan kekerasan atau tentang rekaman kekerasan grafis," ucap Juru Bicara YouTube Alex Joseph.
Baik Facebook dan Twitter awalnya menambahkan label dan tindakan untuk memperlambat penyebaran video. Facebook kemudian mengatakan akan mencari dan menghapus konten yang memuji penyerbuan Gedung Capitol atau mendorong kekerasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News