“Pemungutan suara ini bukanlah pilihan ekonomi atas hak asasi manusia dan lingkungan,” katanya.
Parmelin mengisyaratkan bahwa kesepakatan perdagangan di masa depan juga dapat memasukkan klausul keberlanjutan, tetapi menekankan bahwa setiap kesepakatan itu unik dengan tantangannya sendiri-sendiri.
Bersamaan dengan pemerintah Swiss, sektor kelapa sawit di Indonesia -yang sempat mengalami kemunduran kebijakan ekonomi di Eropa,- juga menghela nafas lega.
“Kami berterima kasih atas hasil pemungutan suara hari ini. Kesepakatan perdagangan ini merupakan solusi yang saling menguntungkan untuk industri minyak sawit, untuk Indonesia, Swiss, dan untuk semua negara EFTA, dan akan membawa manfaat positif bagi konsumen dan eksportir Swiss, serta petani kecil Indonesia. Suara Swiss menegaskan bahwa minyak sawit Indonesia berkelanjutan," kata juru bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Badan industri berharap hasil ini dapat membantu meyakinkan negara-negara Eropa lainnya bahwa minyak sawit dari Indonesia adalah" terbaik di kelasnya. "terkait dengan keberlanjutan. Indonesia sedang melawan larangan Uni Eropa atas penggunaan minyak sawit sebagai bahan bakar nabati pada tahun 2021,” ujar pernyataan itu.
Margin tipis kemenangan merupakan kejutan bagi beberapa orang. Monika Rühl, direktur federasi bisnis Swiss, Economiesuisse, mengharapkan kemenangan bisa menegaskan kesepakatan perdagangan bebas.
"Kami mengharapkan yang jelas ya. Keprihatinan penduduk harus ditanggapi dengan sangat serius,” ucapnya kepada penyiar publik Swiss RTS pada Minggu, dengan mengacu pada perlindungan hak asasi manusia dan lingkungan.
Pikirannya digaungkan oleh anggota parlemen Simone de Montmollin dari Partai Radikal-Liberal, yang telah berkampanye untuk kesepakatan perdagangan bebas. "Ini pertanda bahwa kesepakatan ekonomi tidak dapat dilakukan sehingga merugikan semua prinsip dasar penghormatan terhadap lingkungan dan hak-hak sosial," tegasnya.
Anggota parlemen lainnya, Fabio Regazzi dari the Center, yang juga merupakan bagian dari komite kesepakatan perdagangan bebas, setuju bahwa hutan dan hak-hak buruh itu penting. Namun, menurutnya Swiss harus mengingat bahwa pada akhirnya itu adalah kesepakatan ekonomi antara kedua negara. Tidak mungkin "memaksakan semua yang Anda inginkan", katanya tentang lawan.
Regazzi juga menyayangkan kampanye yang difokuskan pada isu kelapa sawit yang hanya mewakili sebagian kecil dari kesepakatan. Banyaknya keuntungan yang didapat dari kesepakatan itu bagi usaha kecil dan menengah tidak ada dalam perdebatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News