Tank militer militer Armenia yang hancur diserang pasukan Azerbaijan. Foto: AFP
Tank militer militer Armenia yang hancur diserang pasukan Azerbaijan. Foto: AFP

Bentrok dengan Azerbaijan, Armenia Kehilangan Posisi Tempur

Fajar Nugraha • 17 November 2021 11:48
Nagorno-Karabakh: Armenia laporkan kematian dalam bentrokan perbatasan Azerbaijan. Selain itu mereka juga kehilangan posisi militer tempur usai bentrokan  pada Selasa 16 November 2021.
 
Ini adalah bentrokan  baru setelah kedua musuh bebuyutan itu berperang di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
 
Konflik enam minggu, yang menewaskan lebih dari 6.500 orang, berakhir November lalu dalam kesepakatan yang ditengahi Rusia. Ini membuat Armenia menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade.

Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pada Selasa bahwa "ada korban jiwa dan luka-luka di antara pasukan Armenia sebagai akibat dari pertempuran yang meletus setelah serangan oleh pasukan Azerbaijan."
 
Sementara untuk bentrokan terbaru kali ni, dikatakan jumlah korban sedang diverifikasi dan Armenia telah "kehilangan kendali atas dua posisi militer."
 
Kementerian melaporkan pada malam hari bahwa 12 prajurit Armenia ditangkap oleh militer Azerbaijan. Sebelumnya pada Selasa, kedua belah pihak saling menuduh memulai pertempuran di sepanjang perbatasan bersama mereka.
 
"Pasukan Armenia menyerang posisi Azerbaijan di distrik Kelbajar dan Lachin," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa dua tentara Azerbaijan terluka.
 

 
“Pasukan Azerbaijan menghentikan kemajuan musuh, mengepung dan menahan prajurit Armenia,” imbuh pernyataan itu, seperti dikutip AFP, Rabu 17 November 2021.
 
Kementerian Luar Negeri Azebaijan mengatakan, “Armenia sengaja meningkatkan ketegangan dan tidak tertarik untuk memastikan perdamaian dan keamanan di kawasan itu".
 
Sedangkan Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan mencoba "menerobos" perbatasan sebelum dipukul mundur.

Banding ke Moskow

Uni Eropa meminta kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan.
 
"Seruan untuk de-eskalasi mendesak dan gencatan senjata penuh," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Twitter.
 
"Situasi yang menantang di kawasan - Uni Eropa berkomitmen untuk bekerja dengan mitra untuk mengatasi ketegangan untuk Kaukasus Selatan yang makmur dan stabil," tambahnya.
 

 
Armenia meminta dukungan militer kepada sekutu Rusia di bawah pakta Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, yang mewajibkan Moskow untuk melindunginya jika terjadi invasi asing.
 
"Mengingat ada serangan terhadap wilayah kedaulatan Armenia, kami memohon kepada Federasi Rusia untuk melindungi integritas wilayah Armenia," kata Sekretaris Dewan Keamanan Armen Grigoryan.
 
Sejak perang tahun lalu, baik Armenia maupun Azerbaijan telah melaporkan sesekali baku tembak, yang memicu kekhawatiran akan terjadinya gejolak lain dalam sengketa teritorial mereka.
 
Baik Armenia maupun Azerbaijan mengatakan situasi di sepanjang perbatasan mereka tetap tegang dengan bentrokan yang berlangsung pada Selasa malam. Pada Minggu, mereka bertukar tuduhan melepaskan tembakan di perbatasan mereka dekat Karabakh.
 
Sehari sebelumnya, pihak berwenang Nagorno-Karabakh mengatakan satu-satunya jalan yang menghubungkan Armenia ke wilayah separatis -,Koridor Lachin,- ditutup sementara karena insiden antara kedua belah pihak.
 
Separatis etnis Armenia di Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, dan konflik berikutnya merenggut sekitar 30.000 nyawa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan