Ratusan orang melarikan diri siang dan malam dari Baghouz, dekat daerah perkubuan tempat para gerilyawan ISIS yang belum menyerah melakukan aksi terakhir mereka. Gumpalan asap abu-abu mengepul ke langit di atas kota yang datar dan terpencil.
Baca juga: Pertempuran Besar Terjadi di Wilayah Terakhir ISIS.
Kelompok ekstremis itu menyatakan ‘kekhalifahan’ lintas-batas di Suriah dan Irak pada 2014. Tetapi berbagai kampanye militer sudah memecah wilayahnya menjadi kurang dari empat kilometer persegi di perbatasan Irak.
Setelah jeda lebih dari sepekan supaya warga sipil keluar, Pasukan Demokrat Suriah (SDF) menyatakan desakan terakhir untuk merebut kembali enklave itu dari para ekstremis pada Sabtu, dibantu pesawat tempur dan artileri koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Juru bicara SDF Mustefa Bali berkata pada Selasa bahwa 600 warga sipil telah melarikan diri dari zona pertempuran semalam dan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan 350 lainnya berhasil keluar hari itu. SDF telah membangun sepasang tanggul pasir di dataran tinggi yang menghadap ke Baghouz.
Sebagian besar lingkungan yang terlihat di sepanjang cakrawala berkabut berada di bawah kendali mereka. Namun bagian paling selatan dari kota kecil itu -- dari mana suara tembakan dapat terdengar -- masih dikendalikan oleh ISIS.
Tidak ada LSM atau badan PBB lain di lokasi tersebut. Juru bicara koalisi Sean Ryan mengatakan pasukan yang didukung AS menghadapi perlawanan sengit.
"Kemajuannya lambat dan metodis karena musuh sepenuhnya mengakar dan militan ISIS terus melakukan serangan balasan," katanya.
"Koalisi terus menyerang target IS kapan pun," tambahnya, seperti dikutip dari laman AFP, Rabu 13 Februari 2019.
Pada Senin, SOHR mengatakan serangan udara koalisi menewaskan 16 warga sipil. Seorang jurnalis Italia juga terluka ketika dia meliput bentrokan dan dievakuasi untuk perawatan, kata seorang rekannya di Twitter.
SDF meluncurkan pertempuran guna mengusir ISIS dari provinsi timur Suriah Deir Ezzor pada September, perlahan-lahan memperketat kontrol di sekitar para militan dan keluarga mereka sejak Desember.
“Dalam dua bulan terakhir, lebih dari 37.000 orang, sebagian besar istri dan anak-anak gerilyawan ISIS, melarikan diri ke wilayah yang dikuasai SDF,” pernyataan SOHR.
Baca juga: Pertempuran Dahsyat di Wilayah Terakhir ISIS Berlanjut.
Angka itu termasuk sekitar 3.400 orang yang diduga militan yang ditahan oleh SDF, menurut monitor tersebut. Perempuan dan anak-anak Irak dan Suriah bersiap melakukan perjalanan ke utara menuju sebuah kamp yang dibuka orang Kurdi untuk para pengungsi, setelah menghabiskan malam di tenda-tenda.
SDF pada Sabtu mengatakan hingga 600 militan masih bisa berada di dalam kubunya, menambahkan pemimpin mereka Abu Bakar al-Baghdadi kemungkinan tidak ada di sana. Secara terpisah pada Selasa, Pemerintah Suriah dan pemberontak bertukar tahanan di utara negara itu sebagai bagian dari proses perdamaian yang ditengahi oleh Rusia, Iran, dan Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News