Warga Aleppo di Suriah melihat kehancuran kota mereka (Foto: AFP).
Warga Aleppo di Suriah melihat kehancuran kota mereka (Foto: AFP).

Warga Sipil Suriah Susuri Jalanan Hancur di Aleppo

Arpan Rahman • 24 Desember 2016 19:12
medcom.id, Aleppo: Pasukan Suriah memperkuat posisinya atas Aleppo, pada Jumat 23 Desember, setelah merebut kembali kendali penuh di kota itu. Di saat yang sama, warga ingin kembali ke rumah yang mereka tinggalkan dengan menyusuri jalan-jalan hancur.
 
Tentara mengumumkan, pada Kamis 22 Desember, telah merebut kembali bekas kubu pemberontak di Aleppo timur menyusul kesepakatan evakuasi bersejarah yang membawa ribuan pejuang oposisi dan warga pergi diangkut dengan bus.
 
(Baca: Tentara Suriah Ambil Alih Kendali atas Aleppo).
 
Kemenangan Aleppo menjadi yang terbesar bagi pasukan Presiden Bashar al-Assad dalam hampir enam tahun perang sipil dan kemenangan dahsyat bagi para pendukung asingnya, terlebih sekutu kunci Rusia merayakan langkah sangat penting ini.
 
Warga Sipil Suriah Susuri Jalanan Hancur di Aleppo
Warga menyisir bangunan di Aleppo yang hancur akibat perang (Foto: AFP).
 
 
Menahan dingin, warga yang letih oleh perang menyeberangi distrik-distrik yang pernah menjadi garis depan berbahaya, bersemangat buat kembali ke lingkungan yang tidak mereka lihat selama bertahun-tahun.
 
Warga sipil memakai mantel berjalan kaki melawan cuaca dingin, beberapa orang mendorong barang-barang mereka di gerobak.
 
"Saya datang untuk memeriksa rumah saya, yang tidak saya lihat dalam lima tahun," kata warga Khaled al-Masri. "Saya amat berharap rumah saya tidak rusak parah," lanjut Al-Masri, seperti dikutip AFP, Sabtu (24/12/2016).
 
Operasi evakuasi mengakhiri lebih dari empat tahun pertempuran sengit di Aleppo, yang telah terbelah antara pasukan pemerintah di barat dan pemberontak di timur sejak 2012.
 
Kekuatan oposisi masih menguasai daerah barat Aleppo dan setidaknya enam warga sipil tewas, Jumat, dalam serangan roket pemberontak pertama di kota itu karena jatuh di bawah kendali pemerintah, pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan.
 
Setelah itu, masih di hari Jumat, serangan udara yang menargetkan wilayah pemberontak di sebelah barat kota menewaskan tiga pejuang, kata kelompok monitor berbasis di Inggris.
 
Di dekat kota kuno Palmyra, kelompok militan Islamic State (ISIS) menewaskan 27 tentara Suriah dan milisi sekutu dalam serangkaian serangan, kata SOHR.
 
Tak ada yang tersisa
 
Perjanjian evakuasi ditengahi oleh pendukung pemberontak Turki dan pendukung rezim Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menghubungi Assad, Jumat, untuk mengucapkan selamat atas "pembebasan" Aleppo, kata sumber Kremlin.
 
"Keberhasilan ini dimungkinkan berkat upaya bersama dari semua pihak yang datang bersama-sama dalam memerangi terorisme internasional di Suriah," katanya.
 
Sebelumnya, Putin memuji direbutnya kembali Aleppo, menyebutnya sebuah "bagian yang sangat penting dari normalisasi di Suriah", mengatakan langkah berikutnya adalah "kesimpulan dari perjanjian gencatan senjata di semua wilayah Suriah".

Warga Sipil Suriah Susuri Jalanan Hancur di Aleppo
Warga Aleppo menyaksikan kehancuran kota mereka (Foto: AFP).
 
 
Kremlin juga mengumumkan Putin telah menandatangani perintah guna memperluas fasilitas angkatan laut Rusia di kota Suriah, Tartus, sementara polisi militer Rusia telah dikirim ambil  bagian merebut kembali Aleppo.
 
"Kami kirimkan dalam sebuah batalyon polisi militer kemarin malam demi menjaga ketertiban di wilayah yang dibebaskan," kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
 
Pada Jumat pagi, pejuang pemerintah bergerak ke Ansari, Al-Mashhad, dan kawasan lainnya yang tidak mereka masuki sejak pertengahan 2012.
 
Mereka mencari perangkat peledak improvisasi dan lahan tambang, membersihkan bangunan demi mempersiapkan jalan bagi warga sipil untuk kembali, kata SOHR.
 
Ketika mereka selesai menyapu jalan-jalan utama, tentara pindah ke lorong-lorong kecil untuk memeriksa bom, kata seorang koresponden AFP di sebuah distrik.
 
(Baca: Konvoi Terakhir Tinggalkan Aleppo Timur).
 
Di Bustan al-Qasr, kawasan rusak berat di dekat daerah Aleppo yang terkenal, Old City, buldoser menggaruk puing-puing dari jalanan.
 
Selagi tentara bergerak melalui distrik Al-Mayssar, Umm Abdo, 42, berkata ia telah menemukan bekas rumahnya tapi sudah hancur.
 
"Tidak ada yang tersisa tapi rumah bisa dibangun kembali," tutur Abdo.
 
Perang Suriah mengubah Aleppo dari pusat industri di negara itu menjadi simbol pertumpahan darah dan kehancuran dunia. Tentara, pada Kamis, mengumumkan "pulihnya keamanan di Aleppo setelah bebas dari terorisme dan teroris".
 
Pertempuran paling berat
 
Kemenangan rezim datang setelah televisi pemerintah mengatakan, konvoi terakhir empat bus mengangkut pemberontak dan warga sipil telah meninggalkan Aleppo timur dan tiba di distrik Ramussa yang dikuasai pemerintah di selatan kota.
 
Kesepakatan evakuasi, diawasi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan Bulan Sabit Merah Suriah, mengakhiri serangan selama sebulan yang dilancarkan di Aleppo timur oleh pasukan pro-pemerintah.

Warga Sipil Suriah Susuri Jalanan Hancur di Aleppo
Prajurit Pemerintah Suriah kuasai Aleppo (Foto: AFP).
 
 
Serangan itu didukung milisi pro-pemerintah, kelompok Lebanon Hizbullah yang kuat. Dalam pidato televisi, pada Jumat, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah berucap, kemenangan tentara di Aleppo mengakhiri setiap harapan bahwa rezim Assad akan runtuh.
 
"Setelah Aleppo, secara nyaman bisa dikatakan bahwa tujuan untuk menjatuhkan rezim telah gagal," ucap Nasrallah.
 
ICRC mengatakan, operasi evakuasi telah membawa 35.000 orang naik bus dari Aleppo dan 1.200 lainnya dievakuasi dari Fuaa dan Kafraya, dua kota mayoritas Syiah di barat laut Suriah yang dikepung oleh pemberontak.
 
Hampir enam tahun, konflik telah menewaskan lebih dari 310.000 orang dan pengungsi setengah dari populasi Suriah sebelum perang.
 
Kemenangan tentara di Aleppo telah menaruh sorotan pada peran calo kekuasaan Rusia, Iran, dan Turki, yang pekan ini setuju menjamin pembicaraan damai baru dan mendukung perluasan gencatan senjata.
 
Berulang kali upaya perdamaian telah gagal, namun utusan PBB Staffan de Mistura mengatakan berharap mengadakan pembicaraan baru di Jenewa pada Februari.
 
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan