Mantan PM Lebanon Saad Hariri saat bertemu Raja Arab Saudi Salman  bin Abdulaziz al-Saud, 6 November 2017 lalu (Foto: AFP).
Mantan PM Lebanon Saad Hariri saat bertemu Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, 6 November 2017 lalu (Foto: AFP).

Perjalanan Hariri ke Prancis sebagai Solusi Awal Atasi Krisis Lebanon

Marcheilla Ariesta • 16 November 2017 19:28
Beirut: Keputusan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri untuk menerima undangan ke Paris dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, dianggap sebagai solusi awal bagi krisis yang tengah dihadapi negara tersebut. Pernyataan ini diungkapkan Presiden Lebanon Michel Aoun.
 
(Baca: Presiden Prancis Undang Mantan PM Lebanon untuk Berkunjung).
 
Hariri yang mengumumkan pengunduran dirinya saat berada di Arab Saudi pada 4 November lalu membuat pihak Lebanon terkejut. Aoun menuduh Pemerintah Arab Saudi sengaja menahan perdana menterinya.

"Kami berharap bahwa krisis sudah berakhir dan Hariri menerima undangan untuk pergi ke Prancis merupakan awal dari sebuah solusi," ujar Aoun dalam akun Twitter resmi presiden, seperti dikutip dari laman AFP, Kamis, 16 November 2017.
 
"Saya sedang menunggu kembalinya Perdana Menteri Hariri dari Paris agar kita bisa memutuskan langkah selanjutnya berkaitan dengan pemerintah," tambah Aoun.
 
Hariri belum kembali ke Lebanon sejak mengumumkan pengunduran dirinya. Namun, Aoun mengaku dia belum menerima penguduran diri sang PM dan menunggunya kembali ke Lebanon.
 
(Baca: Mantan PM Lebanon Tegaskan Dirinya Tak Cari Perlindungan ke Prancis).
 
Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Hariri (47) menuduh saingan berat Arab Saudi, Iran dan sekutunya Hizbullah, membuat negara dan wilayahnya menjadi tidak stabil. Spekulasi beredar seputar nasib Hariri yang memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Arab Saudi dan Lebanon.
 
Pada Rabu kemarin, Aoun menuduh Arab Saudi menahan Hariri. "Kami menganggap dia ditahan, dan penahanannya bertentangan dengan Konvensi Wina," serunya.
 
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengundang Hariri dan keluarganya ke Paris. Undangan ini dibocorkan oleh salah seorang sumber di kantor kepresidenan Prancis.
 
Macron mengundang mereka untuk meredam ketegangan di Timur Tengah. Undangan tersebut ditawarkan Macron hanya beberapa jam usai Presiden Lebanon Michel Aoun menyebutkan bahwa tidak benar Hariri ditahan di Arab Saudi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan