Para pejabat Prancis mengatakan Hariri akan tiba "dalam beberapa hari mendatang".
(Baca: Presiden Prancis Undang Mantan PM Lebanon untuk Berkunjung).
Hariri mengundurkan diri secara tidak terduga saat berkunjung ke Arab Saudi, pada 4 November. Mundurnya dirinya memicu krisis politik.
Pemerintah Arab Saudi sudah membantah menahannya mencabut keputusannya atau mendesaknya untuk mengundurkan diri dalam upaya mengekang pengaruh rival regionalnya, Iran.
Pada Rabu 15 November, Presiden Lebanon Michel Aoun secara terbuka menuduh Arab Saudi menahan Hariri. Ia katakan "tidak ada yang bisa dibenarkan" atas ketidakmunculannya yang terus berlanjut.
Namun, Hariri bersikeras bahwa dirinya baik-baik saja. Ia akan segera kembali ke Lebanon.
Macron, yang sedang dalam perjalanan ke Jerman, berkata bahwa undangan untuk mengunjungi Prancis selama beberapa hari ditawarkan setelah dia berbicara, baik dengan Hariri maupun Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman melalui telepon.
Ketika ditanya apakah dia menawarkan pengasingan Hariri, dijawab: "Tidak, sama sekali tidak, saya harap Lebanon akan stabil, dan pilihan politik harus sesuai dengan peraturan kelembagaan."
Dia menambahkan: "Kami membutuhkan Lebanon yang kuat dengan integritas teritorialnya dihormati. Kami membutuhkan pemimpin yang bebas membuat pilihan mereka sendiri dan berbicara dengan bebas."
Perkembangan itu terjadi saat Menteri Luar Negeri Prancis Yves le Drian mengunjungi Arab Saudi buat membahas krisis tersebut.
Presiden Aoun, dalam komentar di Twitter, mengatakan bahwa Lebanon menganggap Hariri "ditahan dan dipenjarakan" dalam pelanggaran atas hak asasi manusianya.
"Tidak ada keputusan yang bisa dibuat seperti mengundurkan diri dari luar negeri," tambahnya. "Dia harus kembali ke Lebanon untuk menyampaikan pengunduran dirinya atau mencabutnya, atau mendiskusikan alasannya dan bagaimana cara mengatasinya," tegasnya seperti dinukil BBC, Kamis 16 November 2017.
Sebagai tanggapan, Hariri men-tweet: "Saya ingin mengulangi dan menegaskan bahwa saya baik-baik saja dan saya akan kembali, Insya Allah, ke Lebanon seperti yang sudah saya janjikan, lihat saja."
Seorang anggota partai politik Hariri, Future Movement, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa perdana menteri dan keluarganya tidak ditahan.
Hariri mengumumkan mundur dalam pidato di televisi dari Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh. Katanya, bahwa dia khawatir ada rencana pembunuhan terhadapnya. Dia menuduh Iran menebar "perselisihan, kehancuran, dan kerusakan" di wilayah tersebut.
Ayah Hariri, Rafi, mantan perdana menteri Lebanon, tewas dalam sebuah pengeboman bunuh diri di Beirut pada 2005.
Beberapa anggota gerakan Islamis, Hizbullah Syiah, yang didukung Iran, diadili secara in absentia di sebuah pengadilan yang didukung oleh PBB di Den Haag terkait serangan tersebut. Kelompok itu menyangkal keterlibatan apapun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News