Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut gugus tugas bersama ini adalah bentuk konkret kerja sama negara anggota. Tugas gugus tugas ini adalah menyusun pusat data kebutuhan medis dan kemanusiaan negara GNB untuk disampaikan ke negara dan organisasi donor.
"Jadi teman-teman KTT ini bukan sekadar menghasilkan pernyataan politik tetapi juga menghasilkan sesuatu gagasan yang konkret yaitu pembentukan gugus tugas Gerakan Non-Blok," kata Retno dalam telekonferensi keterangan pers seputar KTT GNB, Selasa dini hari, 6 Mei 2020.
Baca: Jokowi Ajak Gerakan Non-Blok Kerja Sama Konkret Lawan Korona
KTT GNB kali ini, kata Retno, menghasilkan sebuah deklarasi yang pesan utamanya antara lain menunjukkan keprihatinan terkait penyebaran dan dampak covid-19. Deklarasi GNB mengakui kelompok warga miskin dan paling rentan dapat mengakibatkan kemunduran pembangunan negara berkembang. Pandemi dapat mengancam sustainable development goals negara anggota.
Deklarasi juga menegaskan dukungan terhadap multilateralisme dan WHO dalam penanganan covid-19. "Terkait ini, deklarasi juga menyambut baik resolusi Majelis Umum PBB nomor 74/270 terkait global solidarity to fight covid-19 yang salah satu penggagasnya adalah Indonesia," tegas Retno.
Deklarasi juga menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama antara negara GNB. Termasuk dalam memastikan ketersediaan obat dan peralatan medis dan mencegah dampak negatif covid 19 terhadap ekonomi.
Deklarasi juga menyorot pentingnya pertukaran informasi dan praktik penangan terbaik, termasuk implementasi haluan WHO tekait covid-19. Deklarasi juga menyebutkan perlunya mencabut pemberlakuan mekanisme unilateral yang tidak sesuai hukum internasional dan piagam PBB.
"Untuk memastikan agar penanganan covid-19 dapat dilakukan secara efektif," kata Retno.
Baca: KTT Gerakan Non-Blok Fokus Bahas Perang Melawan Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News