Pertama, Presiden menekankan pentingnya penguatan solidaritas politik antarnegara GNB. Jokowi mengingatkan agar seluruh negara memfokuskan energi dan waktu untuk menghadapi covid-19.
"Intinya, jangan sampai negara-negara GNB terjebak dalam hal-hal yang bisa mempertajam perbedaan dan melemahkan kerja sama," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam telekonferensi keterangan pers seputar KTT GNB, Selasa dini hari, 6 Mei 2020.
Kedua, Jokowi menyebut solidaritas politik ini perlu diterjemahkan menjadi bentuk kerja sama yang konkret. Prioritas negara berkembang di tengah pandemi saat ini adalah akses berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat-obatan dan vaksin covid 19 dengan harga yang terjangkau. Presiden menyorot fleksibilitas di dalam penerapan rezim paten dan hak kekayaan intelektual seputar penanganan covid-19.
Baca: KTT Gerakan Non-Blok Fokus Bahas Perang Melawan Covid-19
Ketiga, Presiden menyatakan pentingnya penguatan kemitraan global bagi negara berkembang. Terutama pemenuhan komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan maupun keringanan hutang.
"Kewajiban pembayaran hutang negara berkembang bisa dialihkan ke pembiayaan untuk penanganan covid-19 dari official creditor," kata dia.
Keringanan ini penting karena banyak negara berkembang yang kesulitan anggara dalam menangani dan mitigasi dampak covid-19.
"Selain ketiga hal ini, Bapak Presiden juga menekankan negara berkembang perlu menjadi solusi bagi perbaikan tata kelola kesehatan global, agar kita lebuh siap mencegah dan menghadapi pandemi di masa yang akan datang,"
KTT GNB ini diikuti kepala negara 39 anggota GNB, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden SMU Sidang Umum PBB ke-74 Muhammad-Bande, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Chairperson African Union Commision Moussa Faki Mahamat. Seluruh peserta KTT GNB menekankan pentingnya penguatan kerja sama untuk melawan pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News