Sikap Trudeau bertolak belakang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang melarang sementara kedatangan imigran dan pengungsi dari beberapa negara.
"Kepada mereka yang melarikan diri dari konflik, teror dan perang, Kanada akan menyambut Anda semua tanpa memandang apa agama Anda. Keberagaman adalah kekuatan kita #SelamatDatangdiKanada," tulis Trudeau di Twitter, seperti dikutip AFP.
Pesan disampaikan satu hari setelah Trump menandatangani perintah eksekutif berisi larangan kedatangan imigran dan pengungsi dari tujuh negara ke AS hingga 90-120 hari ke depan.
Tujuh negara itu adalah Iran, Irak, Libya, Sudan, Somalia, Suriah dan Yaman. Ketujuhnya merupakan negara dengan mayoritas Muslim.
Baca: Pembatasan Imigran Muslim Berlaku pada Pemegang Green Card
Namun ada juga beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia, yang tidak masuk dalam daftar larangan berkunjung. Sejumlah pihak meyakini Trump tidak memasukkan beberapa negara karena berbenturan dengan kepentingan bisnisnya.

Trump hendak menandatangani perintah eksekutif di Gedung Putih. (Foto: AFP)
Juru bicara Trudeau, Kate Purchase, mengatakan warga Kanada, termasuk dengan dua kewarganegaraan, tidak terkena dalam larangan Trump. "Kami telah memastikan warga negara Kanada yang bepergian dengan paspor Kanada akan menjalani proses seperti biasa," kata dia.
Pada Sabtu 28 Januari, maskapai Kanada Westjet mengaku akan mengganti biaya penumpang yang tidak jadi pergi ke AS karena larangan Trump. "Westjet akan patuh terhadap perintah eksekutif (AS) ini," ucapnya.
Menurut sensus terbaru Kanada dari 2011, satu dari lima orang di negara itu adalah bukan warga asli, yang mendapatkan kewarganegaraan (naturalisasi) dari orangtua mereka.
Kanada telah menyambut lebih dari 39.670 pengungsi Suriah antara November 2015 dan awal Januari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News