Teknologi baru mampu mencatat jangkauan dari kilat megaflash. Foto: AFP
Teknologi baru mampu mencatat jangkauan dari kilat megaflash. Foto: AFP

‘Megaflash’ Melintas 770 Kilometer di AS, Memecahkan Rekor Kilat Baru

Fajar Nugraha • 01 Februari 2022 18:09

 

Teknologi yang digunakan untuk mendeteksi panjang dan durasi kilatan petir telah meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, memungkinkan catatan jauh lebih besar daripada yang biasa terjadi.
 
Catatan megaflash sebelumnya, dari 2018 dan 2019, adalah yang pertama diverifikasi dengan teknologi citra petir satelit baru. Keduanya lebih dari dua kali lipat catatan sebelumnya menggunakan data yang dikumpulkan dari teknologi berbasis darat.

"Kemungkinan (kilat) ekstrem yang lebih besar masih ada, dan kami akan dapat mengamatinya seiring dengan peningkatan teknologi pendeteksian petir," kata Cerveny.
 
WMO menyoroti bahwa rekor baru terjadi di Great Plains di Amerika Utara dan cekungan La Plata di Amerika Selatan, yang dikenal sebagai hotspot untuk apa yang disebut badai petir sistem konvektif skala meso, yang memungkinkan megaflash.
 
Ini menekankan bahwa kilatan yang membuat rekor baru bukanlah peristiwa yang terisolasi, tetapi terjadi selama badai petir aktif dan berskala besar, membuat semuanya menjadi lebih berbahaya.
 
"Petir adalah bahaya besar yang merenggut banyak nyawa setiap tahun," ujar Kepala WMO Petteri Taalas dalam pernyataannya.
 
"Temuan ini menyoroti masalah keamanan petir publik yang penting untuk awan berlistrik di mana kilatan dapat menempuh jarak yang sangat jauh,” imbuhnya.
 
WMO menunjukkan bahwa satu-satunya lokasi yang aman dari petir adalah bangunan besar dengan kabel dan pipa ledeng, atau kendaraan berlapis logam yang tertutup penuh.
 
Badan PBB tersebut menyimpan catatan resmi global untuk berbagai statistik terkait cuaca dan iklim, termasuk suhu, curah hujan, dan angin.
 
Semua catatan tersebut disimpan di WMO Archive of Weather and Climate Extremes. Arsip saat ini mencakup dua ekstrem terkait petir lainnya.
 
Salah satunya adalah orang yang paling banyak terbunuh oleh satu sambaran petir langsung, ketika 21 orang meninggal di Zimbabwe pada 1975 ketika mereka meringkuk untuk mencari keselamatan di sebuah gubuk yang tersambar petir.
 
Peristiwa lainnya adalah serangan tidak langsung, ketika 469 orang tewas di Dronka, Mesir, ketika petir menyambar satu set tangki minyak pada 1994 Insiden itu menyebabkan minyak yang terbakar membanjiri kota.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan