Baca juga: Isu Kashmir Memanas, Pakistan Usir Dubes India.
Mereka yang ditangkap tersebut termasuk berprofesi sebagai pengusaha, profesor dan aktivis universitas. Mereka dibawa ke pusah penahanan darurat pada tengah malam.
“Pemimpin oposisi di majelis tinggi, Ghulam Nabi Azad dari partai Kongres, dihentikan di bandara Srinagar ketika ia terbang ke kota dan dipulangkan kembali,”
Kantor berita ANI melaporkan, seperti dikutip AFP, Kamis, 8 Agustus 2019.
Penahanan itu terjadi ketika Perdana Menteri Narendra Modi dijadwalkan berpidato di depan radio di Negeri Bollywood. Pidato Modi ditujukan untuk menjelaskan mengenai keputusan terkait Kashmir.
Kini puluhan ribu pasukan India memberlakukan penjagaan yang ketat. Tetapi tidak mencakup layanan internet atau telepon, dan hanya memungkinkan pergerakan terbatas di jalan-jalan yang biasanya ramai dengan turis.
Mlihat kondisi di Kashmir saat ini, pengamat mengkhawatirkan kemungkinan meletusnya kemarahan atas langkah pemerintah secara unilateral terhadap Kashmir.
India menanggalkan status khusus Kashmir dalam konstitusi pada Senin dan membawa wilayah tersebut di langsung di bawah pemerintahannya. Hal ini membuat marah Pakistan yang memiliki klaim bersaing dengan negara mayoritas Muslim itu.
Pakistan merespons dengan merendahkan hubungan diplomatiknya dengan India Rabu, mengumumkan bahwa mereka akan mengusir utusan India dan menangguhkan perdagangan ketika pertikaian antara para tetangga semakin dalam. Negara bertetangga itu sudah berperang dua kali atas Kashmir.
Baca juga: India: Isu Kashmir Adalah Urusan Internal Kami.
"Perkembangan terakhir yang berkaitan dengan Pasal 370 sepenuhnya merupakan urusan internal India," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
"Berusaha untuk ikut campur dalam yurisdiksi itu dengan memohon visi yang mengkhawatirkan dari wilayah itu tidak akan pernah berhasil,” imbuh pernyataan tersebut.
New Delhi mengecam tindakan Pakistan sebagai mengkhawatirkan. Mereka menambahkan bahwa langkah integrasi akan mendorong pembangunan ekonomi di wilayah Himalaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News