Rumah Sakit Indonesia di Gaza akan ditambah kapasitasnya untuk merawat pasien (Foto: Metro TV).
Rumah Sakit Indonesia di Gaza akan ditambah kapasitasnya untuk merawat pasien (Foto: Metro TV).

Melalui Rumah Sakit Indonesia Warga Palestina Tak Akan Terabaikan

Fajar Nugraha • 04 Mei 2018 20:00
Jakarta: Rumah Sakit Indonesia di Gaza sudah beroperasi selama enam tahun. Kehadirannya menjadi sangat krusial di tengah warga Gaza.
 
Ide awal pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dipicu agresi Israel ke Gaza selama 22 hari pada 2008. Kala itu lebih 1.300 tewas dan lebih 5.650 luka-luka.
 
(Baca: MER-C Berencana Tambah Lantai RS Indonesia di Jalur Gaza).
 
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang melakukan kerja relawan medis di Palestina, mengambil inisiatif membangun rumah sakit di utara Gaza. Inisiatif diambil karena saat agresi, rumah sakit utama Assyifa tidak bisa menampung korban serangan Israel.
 
"Kita melihat korban banyak berjatuhan (pada serangan Israel 2008) dan Rumah Sakit Assyifayang pusatnya rumah sakit di Gaza penuh. Kita juga mendapat kabar bahwa korban-korban yang dari utara tidak bisa sampai ke Assyifa, karena persoalan transpotasi, peperangan, intersepsi dari pasukan Israel," ujar Presidium MER-C Joserizal Jurnalis dalam program Newsline Metro TV, Jumat 4 Mei 2018.
 
"Berpikir mungkin perlu rumah sakit di sebelah utara. Akhirnya kita survei dan kita dapat (lokasi) di Beit Lahiya, Gaza utara," imbuhnya.
 
Hanya dalam satu bulan setelah selesainya konflik itu, MER-C kembali merealisasikan keinginan membangun rumah sakit khusus trauma di Gaza. Pada 23 januari 2009, nota kesepahaman pembangunan Rumah Sakit Indonesia ditandatangani dengan Menteri Kesehatan Palestina di Gaza, Baashim Naim. Berbekal dari sumbangan masyarakat Indonesia lewat MER-C Indonesia dan dukungan Pemerintah Gaza yang memberikan tanah wakaf di Beit Lahiya, pembangunan rumah sakit pun dimulai.
 
(Baca: Memperkuat Keberadaan Rumah Sakit Indonesia di Gaza).
 
Proses pembangunannya pun luar biasa dengan melibatkan tenaga perancang bangun sukarelawan Indonesia. Faried Thalib yang menjadi Ketua Tim Konstruksi pembangunan rumah sakit itu yakin bahwa pembangunanya bisa dilakukan sendiri.
 
"Nih kayanya kita bisa kerjain sendiri nih. karena hampir material selanjutnya, arsiteknya, ada di dalam Gaza mereka jual. Masuknya ya itu tadi dari terowongan, baik dari terowongan yang ke Mesir maupun yang ke Israel. Kita kirim tenaga dari Indonesia," tutur Faried.
 
Tetapi pembangunan Rumah Sakit Indonesia bukannya tanpa masalah. Isu keamanan tentu akan menjadi perhatian. Kontributor Metro TV Muhammad Hussein pun menjelaskan kondisi keamanan di Gaza saat ini.
 
"Untuk kondisi keamanan Palestina di Gaza saat ini cukup mencekam, karena terjadinya aksi Great Return March atau Aksi Pulang Massal. Pihak militer israel mulai memperbanyak personel mereka di perbatasan dan juga pesawat drone makin sibuk mengelilingi wilayah udara Gaza," tukas Muhammad.
 
Muhammad menambahkan, seperti diketahui sejak 30 Maret lalu jumlah korban jiwa dari warga Palestina saat ini mencapai 48, sementara korban luka mencapai 7.000. Warga Palestina pun bersiap untuk melakukan Salat Jumat dan setelah itu mereka kembali melanjutkan aksi mereka yaitu aksi damai di perbatasan timur jalur Gaza. Peserta aksi ini menurut Muhammad, datang dari seluruh wilayah utara hingga selatan jalur Gaza.
 
Terlepas dari kondisi keamanan di Gaza, diharapkan perluasan dari Rumah Sakit Indonesia bisa dilakukan sesuai rencana. Joserizal menegaskan, tak peduli latar belakang, semoga atas dasar kemanusiaan bisa mendukung dan memberikan donasi pembangunan rumah sakit ini.
 
(Baca: RS Indonesia di Gaza Harapan Seluruh Warga Palestina).
 
Dengan keberadaan Rumah Sakit Indonesia ini, rakyat Palestina tidak lagi terabaikan.
 
Direktur Utama Metro TV Suryopratomo mengingatkan kembali bahwa rakyat Indonesia sangat peduli dengan sesama. "Mari kita sama-sama membantu mereka yang sedang menderita terutama saudara-saudara kita di Palestina," ucapnya.
 
Diharapkan pula nantinya bila dana terkumpul dan perluasan rumah sakit terwujud, akan ada 300 kamar yang bisa menampung pasien dan disertai fasilitas kesehatan yang memadai.
 
Adapun donasi untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia tahap kedua di Gaza, Palestina, bisa melalui rekening yang dibentuk atas nama Yayasan Media Group. Nomor rekening itu antara lain:
 
Bank Syariah Mandiri 733-332-2212.
BCA 309-700-8003.
Bank Mandiri 117-0000-77-99-00.

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan