Setidaknya satu juta pengungsi Rohingya masih tinggal di kamp-kamp penampungan di Cox’s Bazar dan Kutupalong, Bangladesh. Mereka enggan kembali ke Rakhine dengan alasan tidak aman.
Baca juga: Krisis Rohingya Dikhawatirkan Ganggu Keamanan Bangladesh.
“Myanmar perlu memberikan jaminan keamanan bagi Rohingya jika repatriasi nantinya akan dilakukan. Repatriasi tertunda karena tidak ada yang ingin kembali,” kata Wakil Indonesia untuk Komisi HAM ASEAN (AICHR) Yuyun Wahyuningrum, di Jakarta, Kamis 4 Juli 2019.
Menurut Yuyun, ASEAN sebagai organisasi yang dinauingi Myanmar juga harus mendorong terus agar repatriasi segera dilaksanakan. Tak hanya dengan Myanmar, ASEAN juga harus bekerja sama dengan Bangladesh.
Sementara itu untuk AICHR, Yuyun merekomendasikan agar Myanmar mengundang perwakilan ASEAN untuk mengawal dan mengamati proses repatriasi bahkan jika memungkinkan dapat memberi bantuan secara teknis dalam proses tersebut.
“AICHR terus berkomitmen untuk membantu Rohingya kembali ke Rakhine dan terus menawarkan bantuan teknis jika diperlukan, asal Myanmar pun bersedia,” ucapnya lagi.
Baca juga: Repratriasi Rohingya ke Myanmar Harus Disertai Infrastruktur Lengkap.
Indonesia pun telah cukup banyak membantu mendorong proses repatriasi tersebut. Dialog demi dialog diluncurkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sejak bentrokan antara warga Rohingya dan militer Myanmar meletus pada Agustus 2017 silam.
Bahkan, Presiden RI Joko Widodo menyempatan diri untuk mengunjungi Cox’s Bazar dan Indonesia secara berkala mengirimkan bantuan untuk para pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News