Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal menjelaskan peran dari AHA Centre (Foto: Wahyu Dwi Anggoro).
Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal menjelaskan peran dari AHA Centre (Foto: Wahyu Dwi Anggoro).

Wawancara Khusus Direktur Eksekutif AHA Centre

Bantuan AHA Centre untuk Korban Krisis di Rakhine

Marcheilla Ariesta • 24 Januari 2018 10:09
Jakarta: Pada Oktober 2017, ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre) menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Rakhine State, Myanmar. 
 
Direktur Eksekutif AHA Centre, Adelina Kamal menyerahkan bantuan AHA Centre kepada Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Pemukiman Myanmar, Dr. Win Myat Aye pada Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul 11.00 waktu Myanmar di kantor Relief and Resettlement Department (RRD), Yangon, Myanmar.
 
 
Para Duta Besar negara anggota ASEAN atau pejabat yang mewakili, hadir dalam serah terima bantuan ini. Dalam sambutannya, Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Pemukiman Myanmar menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas penyampaian bantuan dari AHA Centre.
 
Dr. Win Myat Aye menuturkan bantuan tersebut adalah refleksi persahabatan dan perhatian negara-negara ASEAN terhadap setiap anggotanya.
 
Sementara itu, kepada Medcom.id, Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal menuturkan, kegiatan tersebut merupakan agenda tambahan yang dipercayakan kepada lembaganya.
 
"Tugas kami sebenarnya adalah merealisasikan One ASEAN One Response," tuturnya saat ditemui di kantor AHA Centre, Jakarta, Jumat 19 Januari 2018.
 
Menurutnya, kepercayaan itu diberikan negara-negara anggota ASEAN karena melihat kerja keras yang dilakukan AHA Centre. Dia mengatakan, pengalaman di Rakhine bukan pertama kali untuk AHA Centre, meskipun konteksnya berbeda.
 
Hingga saat ini, Adelina mengaku AHA Centre masih terus memberikan bantuan ke wilayah Rakhine. 
 
"Kami akan melihat terus upaya AHA Centre dalam solidaritas ASEAN dan semangat One ASEAN One Response, bisa memberikan bantuan kemanusiaan terhadap komunitas displaced yang butuh bantuan dari ASEAN dan AHA Centre," lanjut dia.
 
 
Adelina bertutur pertama kali AHA Centre mendapat permintaan membantu di Rakhine pada 2017 silam. Dia menyebutkan pada September lalu dikeluarkan kesepakatan tingkat tinggi yang dikeluarkan oleh Ketua ASEAN, yang tahun lalu dijabat Filipina. 
 
Dalam pertemuan tersebut, dikeluarkan pernyataan dengan nama ASEAN Humanitarian Assistance on Rakhine State.
 
"Ada satu paragraf yang secara jelas mengatakan AHA Centre bekerja sama dengan pemerintah Myanmar memberikan bantuan kemanusiaan terhadap komunitas displaces di Rakhine tanpa diskriminasi," tutur Adelina.
 
Bantuan AHA Centre untuk Korban Krisis di Rakhine
Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal (Foto: Wahyu Dwi Anggoro).
 
Keputusan politikal ini lahir karena adanya kepercayaan terhadap AHA Centre. Adelina melanjutkan, sudah ada hubungan baik sebelumnya antara AHA Centre dengan Pemerintah Myanmar.
 
Dia bercerita kala itu ada banjir di Myanmar dan AHA Centre memberikan bantuan di sana. Tak hanya itu, sering juga dilakukan kegiatan di Myanmar, seperti pelatihan, penyusunan rencana berkelanjutan dan lain-lainnya.
 
Adelina yakin dengan hubungan baik itu lah AHA Centre diterima bekerja bersama dengan pemerintah Myanmar memberikan bantuan kemanusiaan kepada para warga minoritas.
 
"Setelah ada chairman statement, kami diterima untuk datang. Jadi, kami mengirimkan advance team, berdiskusi dengan pemerintah Myanmar untuk menganalisa situasi dan menanyakan apa yang bisa kami bantu. Hal tersebut masih berlaku hingga sekarang," ungkapnya.
 
 
Bantuan pertama diberikan pada Oktober 2017. Sekitar 70 ton bantuan kemanusiaan dikirim dari gudang yang berada di Subang, Malaysia.
 
Bantuan tersebut berisi tenda keluarga, hygiene kit, family kit, generator dan kapal. Kapal diberikan untuk masuk ke wilayah yang krisis, karena wilayah tersebut terpencil.
 
Selain itu, para warga di Rakhine juga diberikan satu set peralatan dapur. Ini merupakan permintaan para warga.
 
"Rupanya minoritas di sana lebih senag dikasih itu (peralatan dapur) daripada makanan ready to eat. Karena mereka bisa memasak sesuai dengan selera mereka sendiri," katanya.
 
Peralatan dapur tersebut terdiri dari penggorengan, piring dan peralatan lainnya. Adelina mengungkapkan bantuan tersebut dananya berasal dari Singapura.
 
"Mereka (Singapura) memberi dana ke AHA Centre dan kami memberikan itu ke pemerintah Myanmar," sambungnya.
 
Bantuan terbaru yang diberikan AHA Centre berupa Emergency and Response Assessment Team (ERAT). Tim ini baru berangkat Senin pekan lalu, untuk meninjau ke lapangan dan membantu tim pemerintah menganalisa situasi.
 
Selain itu, tim juga mendiskusikan bantuan apa lagi yang bisa diberikan kepada masyarakat minoritas di Rakhine State.
 
Adelina mengaku, tim dikirimkan ke Myanmar untuk mempelajari proses repatriasi. Meski demikian, dia menuturkan belum ada permintaan dan persiapan spesifik ke arah sana.
 
"Namun, jika kami diminta, kami siap (membantu)," katanya.
 
Peran AHA Centre di Rakhine State diapresiasi banyak pihak, salah satunya Sekretari Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi KTT ke-31 ASEAN di Manila, Filipina.
 
"Sekjen PBB mengatakan pada negara ASEAN yang secara konstruktif, aktif menangani masalah ini (Rakhine State) dan juga memberikan apresiasi pada AHA Centre," ujar Menlu Retno.
 
Retno mengatakan, Indonesia meminta agar AHA Centre mendapat dukungan penuh dari para negara-negara anggota ASEAN. Presiden Joko Widodo juga terus mendorong agar organisasi tersebut terus diperkuat, termasuk ketersediaan sumber dayanya.
 
Jokowi juga mengungkapkan harapannya Jepang akan tetap memberikan dukungan bagi AHA Centre. Menurut Presiden, AHA Center telah berupaya membantu pemulihan Kota Marawi di Filipina yang berantakan karena pertempuran Angkatan Bersenjata Filipina dengan kelompok militan Maute dan juga membantu mengatasi krisis kemanusiaan Rohingya di Rakhine State.
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan