Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal menjelaskan peran dari AHA Centre (Foto: Wahyu Dwi Anggoro).
Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal menjelaskan peran dari AHA Centre (Foto: Wahyu Dwi Anggoro).

Wawancara Khusus Direktur Eksekutif AHA Centre

AHA Centre, Garda Depan Penanganan Bencana ASEAN

Marcheilla Ariesta • 23 Januari 2018 09:58
Jakarta: Kawasan Asia Tenggara berada di wilayah ring of fire atau cincin api merupakan kawasan yang paling rawan bencana di dunia. Mulai dari gempa bumi yang menimbulkan tsunami, topan dan badai yang menyebabkan banjir hingga letusan gunung berapi yang membuat kawasan ini sebagai wilayah banyak bencana di dunia.
 
Tsunami di Indonesia, Topan Haiyan di Filipina, Siklon Tropis di Myanmar, banjir bandang di Vietnam, merupakan segelintir dari bencana besar yang terjadi di Asia Tenggara. Banyaknya bencana tersebut, membuat negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of  Southeast Asia Nations (ASEAN), membentuk ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre).
 
Apa itu AHA Centre? Rupanya AHA Centre adalah lembaga penanggulangan bencana di kawasan ASEAN yang didirikan pada November 2011 lalu. Berdirinya AHA Centre melalui proses perjanjian dilakukan pada saat pertemuan tingkat kepala negara ASEAN yang ke-19 di Bali, Indonesia. 
 
AHA Centre bertujuan menjadi pusat informasi dan pengetahuan regional untuk manajemen bencana.
 
"Jadi ini institusi regional yang didirikan sepuluh negara ASEAN, dan kami memiliki otoritas dan tanggung jawab koordinasi di bidang management bencana di tingkat regional," ujar Adelina Kamal, Direktur Eksekutif AHA Centre kepada Medcom.id, di kantor AHA Centre, Jakarta, Jumat 19 Januari 2018.
 
Adelina menuturkan perjanjian yang dilakukan di Bali pada November 2011 silam menjadi tolak ukur komitmen masing-masing negara ASEAN dalam menanggulangani bencana di kawasan. AHA Centre juga menjadi titik pusat untuk memobilisasi sumber daya ke daerah-daerah yang terkena dampak bencana.

AHA Centre, Garda Depan Penanganan Bencana ASEAN
Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal (Foto: Wahyu Dwi Anggoro).
 
Lembaga penanggulangan bencana kawasan ini juga dapat bertindak sebagai mesin koordinasi untuk memastikan respons cepat dan koletif ASEAN terhadap bencana di wilayah Asia Tenggara.
 
Pendirian AHA Centre ini diamanatkan melalui kesepatakan yang mengikat secara hukum yang disebut ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER).
 
Adelina menjelaskan, selama enam tahun berdiri, sudah 20 kali memberikan bantuan penanggulangan bencana di wilayah ASEAN. Hal tersebut dianggap sering karena biasanya AHA Centre memberikan bantuan ketika diminta oleh negara yang terkena dampak bencana alam tersebut.
 
Bantuan yang diberikan AHA Centre dalam bentuk informasi, assesment dan analisa.
 
"Contoh dari bantuan yang kami berikan misalnya, bantuan informasi dalam bentuk monitoring. Dari segi potensi kami memberikan assesment pada dampaknya, kemudian memberikan analisa pada negara yang mungkin terkena dampak. Dari situ kami kemudian bertanya kepada mitra kerja kami, apa yang dapat mereka bantu untuk negara-negara berpotensi," terangnya.
 
Tak hanya monitoring, AHA Centre juga memberikan bantuan perlengkapan yang disimpan dalam gudang mereka di Subang, Malaysia. Berbagai macam barang yang disimpan, seperti tenda, generator, perahu kecil, kemah keluarga, peralatan untuk keluarga, bahkan alat penjernih air juga masuk dalam daftar barang yang diberikan ke kemah-kemah pengungsian warga yang terkena bencana.
 
AHA Centre juga mengirimkan Emergency Response and Assesment Team (ERAT) yang merupaka tim koordinasi cepat. Tim ini nantinya akan membantu mengatasi bencana dan juga memberikan kajian analisa, assesment maupun koordinasi.
 
Bantuan dari negara ASEAN lainnya juga difasilitasi oleh AHA Centre. Hal ini sebagai wujud nyata dari One ASEAN One Response yang merupakan motto AHA Centre itu sendiri.
 
"Misalnya Singapura meminta kepada kami saat mereka akan membantu Myanmar, kami fasilitasi. Begitu juga dengan Topan Haiyan di Filipina pada 2013, beberapa negara ASEAN juga meminta fasilitasi kami agar barang bantuan mereka bisa masuk. Jadi banyak pengalaman yang bisa kami kerjakan dalam semangat ASEAN," imbuh dia.

AHA Centre, Garda Depan Penanganan Bencana ASEAN
 
 
Tak hanya memberikan bantuan saat bencana terjadi, AHA Centre juga memberikan pembangunan kapasitas dalam bentuk pelatihan. Setiap tahun, para relawan yang terdiri dari sipil, lembaga swadaya masyarakat, anggota lembaga penanggulangan bencana di ASEAN datang ke AHA Centre untuk diberikan pelatihan mengenai informasi bencana, kepemimpian dan lain sebagainya.
 
Pada 2016 di Vientiane, Laos, para pemimpin ASEAN menandatangani ASEAN Declaration on One ASEAN One Response: ASEAN Responding to Disasters as One in the Region and Outside the Region pada Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN ke-28. Deklarasi tersebut didasarkan pada prinsip untuk memanfaatkan kekuatan individu dan kolektif dari berbagai sektor dan pemangku kepentingan ASEAN untuk secara efektif merespons bencana di dalam dan di luar wilayah.
 
Sekretaris Jenderal ASEAN kala itu, Le Luong Minh menuturkan deklarasi tersebut sebagai langkah besar bagi Komunitas ASEAN karena menegaskan kembali kesiapan ASEAN mencapai respons yang lebih cepat dan kolektif terhadap bencana. Deklarasi ini juga mengonfirmasikan kesepakatan ASEAN mengenai AADMER sebagai tulang punggung kebijakan regional utama dan platform bersama untuk pelaksanaan One ASEAN One Response.
 
Adelia menjelaskan deklarasi ini tak hanya diadopsi, namun di tandatangani oleh 10 kepala negara anggota ASEAN.
 
"Isinya, AHA Centre adalah lembaga utama di ASEAN dalam urusan penanggulangan bencana dan ini merupakan pemantapan komitmen negara-negara ASEAN untuk bersama-sama, secara terkoordinasi menanggulangani bencana di ASEAN. Sekali lagi, One ASEAN One Response," lanjut dia.
 
AHA Centre berharap agar setiap negara di ASEAN semakin mumpuni dalam menanggulangani bencana. AHA Centre juga berharap agar dengan adanya lembaga ini, ASEAN bisa dengan tenang maju untuk masuk dalam empat kekuatan ekonomi dunia pada 2050.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan