medcom.id, Manila: Seorang dosen Malaysia yang menyeberang menjadi teroris, Dr Mahmud Ahmad, diyakini tewas dalam pertempuran pasukan Filipina dengan militan di Marawi.
Berdasarkan informasi pihak intelijen, mantan dosen Universiti Malaya itu diketahui sudah tewas. Dia tewas ketika pasukan Filipina melakukan serangan besar-besaran di Marawi, yang pada akhirnya menghabisi kekuatan militan yang menguasai kota kecil di Filipina selatan tersebut.
Seperti dilansir The Star, Kamis 19 Oktober 2017, pihak Filipina mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengonfirmasi kematian Dr Mahmud, karena tidak dapat menemukan jenazahnya.
Kabar mengenai kematian Dr Mahmud bukan berasal dari temuan pihak Filipina langsung. Pada Selasa 17 Oktober 2017, dua sandera yang diselamatkan mengatakan kepada pihak keamanan Filipina bahwa Dr Mahmud sudah tewas.
Saat itu Dr Mahmud diyakini tertahanan dengan anggota keluarga Klan Maute dan militan Abu Sayyaf, yang berjibaku dengan militer Filipina di Marawi. Para sandera juga berada dekat dengan mereka.
Perang di Marawi dimulai sejak 23 Mei 2017 antara pasukan Filipina dengan militan Maute dan Abu Sayyaf. Kedua militan ini mengklaim berafiliasi dengan militan Islamic State (ISIS).
Sementara pertempuran besar pekan ini dimulai ketika operasi menangkap pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon dilakukan. Hapilon sendiri akhirnya tewas dengan petinggi militan Maute, Omarkhayam Maute.
Mengenai nasib Dr Mahmud, Juru Bicara Militer Filipina Mayor Jenderal Restituto Padilla pada Kamis 19 Oktober mengenaskan bahwa pria Malaysia itu diyakini termasuk dalam 13 militan yang tewas dalam operasi militer. Padilla menambahkan pihaknya tengah menunggu mayat Dr Mahmud dievakuasi sebagai tanda konfirmasi penuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News