Menurut data, sekitar 3.450 pengungsi Rohingya akan dipulangkan ke kampung asal mereka di Rakhine State, Myanmar.
"Kami sudah sepakat untuk segera melakukan repatriasi pada 22 Agustus," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Myanmar Myint Thu, dikutip dari AFP, Minggu 18 Agustus 2019.
Myanmar mengaku mereka telah merenovasi sejumlah bangunan yang terletak di dekat perbatasan tempat tinggal Rohingya. Selama ini, bangunan itu dikosongkan lantaran repatriasi tertunda.
Baca: Rohingya Tuntut Pengakuan Status Sebelum Repatriasi
"Kami sudah membersihkan bangunan itu dan menambah jumlah pengurus," lanjutnya.
Sementara itu, pejabat pemerintah Bangladesh mengatakan bahwa pemulangan ini merupakan skala kecil dari wacana dua negara.
"Bangladesh hanya ingin repatriasi ini berjalan aman dan lancar serta tanpa paksaan terhadap Rohingya," tutur dia.
Sekitar 740 ribu Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dari operasi pemerintah Myanmar pada 2017. Mereka hidup di sejumlah kamp, terutama yang berlokasi di distrik Cox's Bazar.
Baca: Gambar Satelit Tunjukkan Persiapan Repatriasi Rohingya
Dua tahun berlalu, jumlah Rohingya kini bertambah hingga jutaan. Kamp penampungan di Bangladesh pun penuh sesak dengan kondisi yang tidak layak.
Saat repatriasi tertunda, para pengungsi Rohingya sempat menuntut pengakuan kewarganegaraan sebelum repatriasi nantinya akan dilaksanakan.
Selama ini, Myanmar menolak memberikan status kewarganegaraan kepada Rohingya, dan menyebut mereka semua sebagai Bengali -- istilah bagi imigran gelap asal Bangladesh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News