medcom.id, Manila: Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pihaknya tidak bisa memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat (AS). Duterte juga menegaskan akan menjaga hubungan dengan yang sudah terbangun.
Ketika melakukan kunjungan di Beijing, Tiongkok pada Kamis 20 Oktober, dengan lantang Duterte menegaskan bahwa negaranya memutuskan hubungan dengan AS. Namun ketika tiba di Davao, Filipina, dia berkata lain.
"Ini bukan pemutusan hubungan," ujar Duterte, dalam sebuah keterangan, seperti dikutip Business Times, Sabtu (22/10/2016).
"Demi kepentingan negara saya tidak akan melakukan hal itu," tegas Duterte.
Duterte menambahkan maksud dari ucapannya itu, lebih dari pembatasan hubungan luar negeri yang tidak harus selalu mengikuti Amerika. "Yang ingin saya katakan adalah pemisahan kebijakan luar negeri, di mana sejak dahulu hingga saat ini, kita terus mengikuti saran dari AS," jelas Duterte.
Sejak mengutarakan pendapat kontroversial itu, kabinet Duterte seperti kebakaran jenggot membuat bantahan. Menteri Keuangan Carlos Dominguez dan Menteri Perencanaan Ekonomi Ernesto Pernia menegaskan Filipina akan tetap menjaga hubungan dengan Barat.
Sementara Menteri Luar Negeri Perfecto Yasay menyebutkan bahwa Duterte ingin menyeimbangan kebijakan luar negeri serta memperluas aliansi negaranya, bukan hanya dengan AS saja. (Baca: Mendag Filipina Bantah Negaranya Putus Hubungan dengan AS).
"Filipina ini menjauh dari citra adik kecil AS yang berkulit coklat, yang selama ini mempersulit kemampuan untuk berdiri sendiri. Kami ingin mengatasi masalah domestik dan luar negeri dengan kemampuan pribadi tanpa ada campur tangan pihak asing," pungkas Yasay.
Selama di Tiongkok, Presiden Duterte menegaskan dirinya tidak menyerah tehadap apapun keinginan Negeri Tirai Bambu. Terutama sekali mengenai konflik Laut China Selatan.
Duterte sebut vladimir Putin sebagai pahlawan
Dalam kesempatan yang sama, Duterte juga menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pahlawan idolanya. (Baca: Presiden Duterte Sebut Putin adalah Pahlawan Idolanya).
Pada Jumat 21 Oktober di hadapan wartawan, Duterte ditanya siapa yang dipilihnya antara Capres AS Hillary Clinton atau Donald Trump. Tetapi Duterte tidak memilih keduanya.
Menurutnya, tidak ada berpengaruh banyak mengenai kedua Capres AS itu. Tetapi sebagai seorang presiden, Duterte menyebutnya negaranya memiliki hubungan baik dengan Amerika.
"Saya tak bisa bertaruh untuk menjawabnya, karena bisa menimbulkan kecaman di sini. Tetapi saya bisa sebutkan bahwa pahlawan idola saya adalah (Vladimir) Putin," tegas Duterte.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News