Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping (Foto: AFP)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping (Foto: AFP)

Mendag Filipina Bantah Negaranya Putus Hubungan dengan AS

Fajar Nugraha • 21 Oktober 2016 13:57
medcom.id, Beijing: Menteri Perdagangan Filipina Ramon Lopez mengklarifikasi ucapan Presiden Rodrigo Duterte yang menyebutkan putus hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
 
Ketika melakukan kunjungan kenegaraan di Beijing, Tiongkok, Duterte pada Kamis 20 Oktober mengatakan bahwa Filipina resmi putus hubungan dengan AS.
 
(Baca: Presiden Filipina Umumkan Pisah dari Amerika Serikat).
 
"Kepada kalian semua saya umumkan pisah dari Amerika Serikat," ujar Duterte saat memberikan pidato, Kamis 20 Oktober.
 
"Perpisahan hubungan itu termasuk di militer dan juga ekonomi, tetapi belum tentu dalam bidang sosial. Amerika sudah kalah," lanjut Duterte, di hadapan Balai Rakyat Tiongkok.

Mendag Filipina Bantah Negaranya Putus Hubungan dengan AS
Duterte sebut putus hubungan dengan AS (Foto: AFP).
 
Ucapan ini langsung diklarifikasi oleh Lopez. "Saya klarifikasi. Presiden tidak berbicara tentang pemisahan," tutur Lopez kepada CNN Philippines, di Beijing, Jumat (21/10/2016).
 
"Dalam hal (hubungan) ekonomi, kami tidak menghentikan perdagangan, investasi dengan Amerika. Presiden secara spesifik menyebutkan keinginannya untuk memperkuat hubungan dengan Tiongkok dan ASEAN, yang sudah melakukan perdagangan selama berabad-abad," tegasnya.
 
Menurut Lopez, Filipina berusaha untuk tindak terlalu bergantung kepada satu sisi. 
 
"Tetapi kami sudah pasti tidak akan menghentikan aktivitas perdagangan dan investasi dengan pihak Barat, khususntya dengan AS," pungkas Lopez.
 
Ucapan Duterte picu ketidakpastian
 
Atase Pers Kedutaan AS di Manila Molly Koscina mengatakan bahwa pernyataan dari Duterte menimbulkan ketidakpastian.
 
"Kami terus melihat banyak retorika yang mengkhawatirkan beberapa waktu terakhir, padahal di saat bersamaan hubungan AS dan Filipina sudah berjalan hangat sejak lama. Hubungan kedua pemerintahan mencatat kerja sama penting," tutur Koscina.
 
"Hingga saat ini, dari Pemerintah Filipina, kami masih belum mendengar arti dari 'perpisahan' yang dilontarkan oleh Duterte. Tetapi ucapannya menimbulkan ketidakpastian," sebutnya.
 
Bagi Koscina, negaranya akan tetap menghormati komitmen aliansi dan kewajiban perjanjian perdagangan yang sudah disepakati dengan Filipina. Tentunya kami harap Filipina bersikap sama," imbuh Koscina.
 
Istana Malacanang sikapi ucapan Duterte
 
Asisten Kepala kantor Komunikasi Presiden Filipina Marie Banaag meminta publik untuk menunggu panduan, sebelum mengintepretasikan pidato Duterte
 
"Tidak perlu buru-buru untuk mengintepretasikan pidato presiden. Saat ini kami masih menunggu panduan yang akan diarahkan dirinya sendiri, Kementerian Luar Negeri setelah kembali dari Beijing," Banaag menyebutkan.
 
Duterte ketika berpidato di Beijing menyebutkan dirinya saat ini sejalan dengan ideologi Tiongkok. Bahkan dia menambahkan mungkin akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengatakan bertiga bersama Tiongkok, mereka akan menghadapi dunia.
 
Terlepas dari ucapan Duterte, AS tentunya pantas khawatir. Selama ini, pemerintahan Barack Obama menilai Filipina sebagai sekutu untuk membentuk keseimbangan di Asia dalam menghadapi kebangkitan Tiongkok.
 
 
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan