medcom.id, Davao: Presiden Filipina Rodrigo Duterte melontarkan pujian kepada Presiden Rusia vladimir Putin. Bagi Duterte, Putin adalah pahlawannya.
Pada Jumat 21 Oktober di hadapan wartawan, Duterte ditanya siapa yang dipilihnya antara Capres AS Hillary Clinton atau Donald Trump. Tetapi Duterte tidak memilih keduanya.
"Saya ingin menjawab pertanyaan antara secara langsung, jujur dan dari lubuh hati yang paling dalam," ujar Duterte, seperti dikutip CNN, Sabtu (22/10/2016).
Menurutnya, tidak ada berpengaruh banyak mengenai kedua Capres AS itu. Tetapi sebagai seorang presiden, Duterte menyebutnya negaranya memiliki hubungan baik dengan Amerika.
"Saya tak bisa bertaruh untuk menjawabnya, karena bisa menimbulkan kecaman di sini. Tetapi saya bisa sebutkan bahwa pahlawan idola saya adalah (Vladimir) Putin," tegas Duterte.
Putus hubungan dengan Amerika Serikat
Sebelumnya saat melakukan kunjungan di Beijing, Tiongkok Duterte mengumumkan bahwa ini saatnya bagi negaranya berpisah dengan Amerika Serikat.
Ucapan tersebut menjadi peringatan atas persekutuan AS dan Filipina yang sudah berlangsung sejak lama.
"Kepada kalian semua saya umumkan pisah dari Amerika Serikat," tutur Duterte pada Kamis 20 Oktober
"Perpisahan hubungan itu termasuk di militer dan juga ekonomi, tetapi belum tentu dalam bidang sosial. Amerika sudah kalah," lanjut Duterte, di hadapan Balai Rakyat Tiongkok.
"Saya sudah menjajarkan diri dengan alur ideologi anda (Tiongkok) dan mungkin saya akan pergi ke Rusia serta berbicara dengan (Presiden vladimir) Putin. Kepadanya saya akan katakan, 'bertiga kita melawan dunia, Tiongkok, Filipina dan Rusia'. Hanya itu caranya," tegas presiden yang kerap melontarkan ucapan kontroversial ini.
AS meminta penjelasan dari Filipina
Segera setelah Duterte mengutarakan pidatonya, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan akan meminta penjelaan dari Filipina. Kemenlu AS merasa heran dengan komentar Duterte tersebut dan tidak sejalan dengan aliansi AS-Filipina yang sudah berlangsung selama 70 tahun dan membantu menjaga stabilitas di Asia.
"Kami akan meminta penjelasan jelas apa yang dimaksudkan oleh Presiden (Duterte), ketika berbicara mengenai perpisahan dengan AS," tutur Juru Bicara Kemenlu AS, John Kirby.
Diplomat senior AS yang mengurus isu Asia Timur dan Pasifik Daniel Russel, dijadwalkan akan mengunjungi Manila pada akhir pekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News