Latihan dilakukan tak lama setelah Korut meluncurkan rudal yang melintasi langit Jepang.
Misil balistik Korut terbang di langit pulau Hokkaido, yang menjadikannya proyektil pertama dari Korut yang melintasi kawasan Negeri Sakura sejak 1990. Setelah melewati Hokkaido, rudal itu pecah menjadi tiga bagian dan jatuh ke laut.
Beberapa jam setelah peluncuran, Kantor Kepresidenan Korsel mengumumkan bahwa empat pesawat jet tempur F-15K telah menjatuhkan delapan bom MK84 ke sebuah target dalam latihan di pangkalan Taebaek Pilsung, provinsi Gangwon.
Sebuah F-15K milik Korsel lepas landas dalam latihan gabungan "Max Thunder" dengan Amerika Serikat di kota Gunsan pada 20 April lalu.
Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara kepresidenan Korsel Yoon Young-chan menyebut Presiden Moon Jae-in ingin "memperlihatkan kemampuan Seoul dalam menjatuhkan hukuman terhadap Korut."
Seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan kepada CNN bahwa delapan bom -- masing-masing berbobot 1 ton -- telah mengenai target dalam latihan.
"Latihan ini mengonfirmasi kembali kemampuan AU Korsel untuk menghancurkan musuh dalam kondisi darurat," kata pejabat itu.
Baca: Desak Sanksi Terberat, PM Australia Kutuk Uji Rudal Korut
Ancaman Serius
Jepang tidak berusaha menembak misil Korut saat melintasi Hokkaido. Hal itu mengindikasikan Perdana Menteri Jepang lebih memprioritaskan keselamatan warga ketimbang memperburuk situasi.
PM Abe menyebut peluncuran terbaru dari Korut sebagai ancaman yang "belum pernah terjadi sebelumnya."
Ia juga menilai melintasnya rudal di Hokkaido sebagai "ancaman serius dan gawat yang berpotensi merusak perdamaian regional."
Berbicara via telepon dengan Presiden Donald Trump, PM Abe menegaskan Jepang dan AS siap meningkatkan tekanan kepada Korut.
Dalam dua kesempatan sebelumnya, Korut menembakkan roket ke arah Jepang -- pertama pada 1998 dan lanjutannya di tahun 2009. Korut mengklaim bahwa keduanya adalah peluncuran satelit, bukan senjata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News