Tidak ada upaya yang dilakukan Jepang untuk menembak jatuh rudal tersebut, yang meluncur pada pagi waktu setempat.
Seperti dilansir BBC, Selasa 29 Agustus 2017, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut rudal itu sebagai ancaman yang "belum pernah terjadi sebelumnya."
Korut telah melakukan serangkaian uji coba misil, namun yang benar-benar terbang di atas Jepang jarang terjadi. Pada Jumat dan Sabtu 25-26 Agustus 2017, Korut menembakkan tiga rudal jarak pendek ke laut lepas pantai timur Jepang.
Saat rudal terbaru ini mengudara di utara Jepang, alarm peringatan dibunyikan. Namun kantor berita NHK mengatakan tidak ada tanda-tanda kerusakan apapun dari peluncuran rudal.
PM Abe berkata, peluncuran tersebut sebagai "tindakan keterlaluan" dan "ancaman serius serta gawat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berpotensi merusak perdamaian dan keamanan regional."
Dia menyatakan pemerintahnya sudah melakukan upaya terbaik demi melindungi semua warga Jepang.
Baca: Korut Tembak Misil Balistik ke Utara Jepang
'Api dan Kemarahan'
Jika dilihat dari jalur penerbangan rudal, uji coba kali ini dipastikan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan rudal tersebut diluncurkan ke arah timur dari dekat Pyongyang. Misil itu melewati langit di atas Jepang dan jatuh ke Samudera Pasifik Utara, yang menempuh jarak lebih dari 2.700 kilometer pada ketinggian maksimum sekitar 550 km.
Rudal itu terbang di atas pulau Hokkaido utara Jepang, sebelum akhirnya terpecah menjadi tiga bagian dan jatuh ke air.
Dalam dua kesempatan sebelumnya, Korut menembakkan roket ke arah Jepang -- pertama pada 1998 dan lanjutannya di tahun 2009. Korut mengklaim bahwa keduanya adalah peluncuran satelit, bukan senjata.
Awal bulan ini, Korut mengancam hendak menembakkan rudal ke wilayah Guam di AS. Sementara Presiden AS Donald Trump memperingatkan Pyongyang akan menghadapi "api dan kemarahan" jika berani mengancam AS.
AS dan Korsel saat ini terlibat dalam latihan militer bersama, dan Korut sering meresponsnya dengan melakukan uji coba misil.
Ada empat reaksi lain terkait peluncuran rudal Korut:
1. Sebuah pertemuan Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC) diadakan untuk membahas masalah ini, menurut kabar dari kantor berita Yonhap.
2. Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengungkapkan "kemarahan" atas "provokasi nekat Korut."
3. Pentagon mengatakan tes rudal terbaru bukan ancaman langsung bagi AS, dan pihaknya kini berupaya mengumpulkan lebih banyak laporan intelijen mengenai hal tersebut.
4. Indonesia dan Australia mengecam peluncuran terbaru dari Korut sebagai sesuatu yang "provokatif, berbahaya, mengancam dan bertentangan dengan kewajiban Pyongyang terhadap resolusi DK PBB."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News