Tiongkok kecam sanksi AS terhadap produsen obat penghilang rasa sakit. Foto: AFP
Tiongkok kecam sanksi AS terhadap produsen obat penghilang rasa sakit. Foto: AFP

Perusahaan Obat Penghilang Rasa Sakit Kena Sanksi, Tiongkok Kecam AS

Medcom • 17 Desember 2021 20:07
Beijing: Tiongkok disebut mengecam Amerika Serikat (AS) terkait keputusan untuk menjatuhkan sanksi pada perusahaan pembuat obat penghilang rasa sakit. AS beralasan sanksi diterapkan untuk mencoba mengekang epidemi kecanduan yang menewaskan 100 ribu orang AS tahun lalu.
 
Dilansir dari The Straits Times, Jumat, 17 Desember 2021, saat orang-orang yang berurusan dengan kecanduan semakin beralih ke pil yang lebih murah yang dibeli secara online dari luar negeri. Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pada Rabu yang memudahkan AS untuk menargetkan pengedar narkoba asing.
 
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan, tindakan tersebut “akan membantu mengganggu rantai pasokan global dan jaringan keuangan yang memungkinkan opioid sintetik dan bahan kimia prekursor mencapai AS”.

Tiongkok mengatakan dengan tegas, menentang langkah tersebut.
 
“Tindakan keliru semacam ini, dimana satu pihak sakit tetapi memaksa yang lain untuk minum obat, tidak konstruktif,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin kepada wartawan dalam konferensi pers reguler di Tiongkok.
 
Penegakan hukum AS mengatakan, Tiongkok tetap menjadi sumber utama fentanil dan bahan kimia yang digunakan untuk membuat opioid kuat, serta obat-obatan sintetis lainnya. Tiongkok menegaskan, pihaknya telah mengambil sejumlah langkah untuk mengendalikan produksi dan prekursor fentanil.
 
Di bawah perintah eksekutif baru Biden, Kementerian Keuangan memberlakukan sanksi pada empat perusahaan kimia Tiongkok dan satu individu, Yip Chuen Fat, yang digambarkan departemen itu sebagai “salah satu produsen steroid anabolik terbesar, jika bukan terbesar di dunia”.
 
Kementeian Luar Negeri AS juga mengajukan tawaran hadiah hingga Rp71 miliar untuk penangkapan pria berusia 68 tahun, yang diyakini tinggal di Wuhan, Tiongkok.
 
Dalam tuntutan federal yang diajukan pada 2018, perusahaannya dituduh memproduksi sekitar Rp4 triliun steroid anabolik selama lima tahun. Mereka pun dituduh mengirimkan sejumlah bahan untuk fentanil penghilang rasa sakit melalui paket-paket kecil yang dikirim ke seluruh dunia.
 

 
Seorang Jaksa yang berbasis di Dallas mengatakan, otoritas AS menyita setara dengan 2,3 juta dolar AS dalam bitcoin cryptocurrency yang ditelusuri kembali ke Fat pada November lalu.
 
Kementerian Keuangan AS juga diketahui memberlakukan sanksi terhadap dua kelompok narkoba kriminal di Meksiko dan Brasil. Sanksi tersebut akan memblokir aset apa pun di AS, yang mungkin dimiliki kelompok atau Fat dan mengkriminalisasi transaksi dari AS.
 
Terdapat lebih dari 100 ribu warga AS dilaporkan meninggal hingga April karena overdosis obat penghilang rasa sakit, epidemi yang awalnya disalahkan pada cara perusahaan obat dengan bersemangat mempromosikan penggunaannya. Selain itu, betapa mudahnya mereka tersedia bagi orang-orang yang putus asa.
 
Baru-baru ini, kecanduan obat penghilang rasa sakit telah melonjak karena menjamurnya obat-obatan palsu, yang sering diselundupkan dari luar negeri, yang dapat dibeli secara online.
 
Perintah eksekutif Biden disebut memungkinkan AS untuk menargetkan pembuat obat asing secara langsung daripada berfokus pada kartel atau kelompok kriminal lainnya, yang secara historis menjadi fokus upaya AS.
 
Presiden juga diketahui membentuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Kejahatan Terorganisir Transnasional (UNTOC), yang akan berkoordinasi antar departemen untuk memerangi kejahatan transnasional.
 
Laporan 2020 Badan Penegakan Narkoba AS (DEA) mengatakan, sementara pengedar narkoba Meksiko semakin memproduksi tablet yang diselundupkan ke AS, sumber utama bahan fentanil, beberapa dikirim ke Meksiko dan berasal dari Tiongkok. Laporan itu mengatakan, India yang dikenal dengan industri farmasi raksasanya juga dengan cepat menjadi sumber obat penghilang rasa sakit terlarang.
 
“Saya pikir sangat sederhana bahwa banyak prekursor opioid sintetis berasal dari Tiongkok,” kata seorang pejabat pemerintahan Biden terkait tindakan Rabu.
 
“Dan penting bagi kami untuk mengirim sinyal ke depan itu,” imbuh pejabat AS itu.
 
Di bawah tekanan berat dari AS, Tiongkok mengeluarkan larangan fentanil pada April 2019. Laporan tahun lalu, oleh Pusat Studi Pertahanan Lanjutan menemukan, pembuat Tiongkok dengan cepat bercabang untuk menjual prekursor di dalam fentanil, yang tidak dilarang dan sering memiliki kegunaan legal.
 
Penjual Tiongkok diketahui sering menjual bahan secara terbuka di Internet, membantu mengamankan kredibilitas dan pelanggan. Jaksa di Texas mengatakan, Fat bahkan diyakini telah melakukan perjalanan ke AS pada 2015 guna menghadiri pameran dagang dan menegosiasikan transaksi. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan