Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Foto: AFP
Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Foto: AFP

PM Australia Tak Khawatir Pengiriman Vaksin Covid-19 Diblokir Italia

Fajar Nugraha • 05 Maret 2021 16:08
Sydney: Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat 5 Maret 2021 mengecilkan dampak dari keputusan penting Italia untuk memblokir ekspor 250.000 dosis vaksin covid-19. Morrison menegaskan pengiriman yang diblokir dari AstraZeneca dapat dimengerti dan tidak akan mempengaruhi program vaksin Australia.
 
"Pengiriman khusus ini bukanlah yang kami andalkan untuk peluncuran, jadi kami akan terus melanjutkannya," kata Morrison, seperti dikutip AFP.
 
Baca: Italia Blokir Ekspor Vaksin Covid-19 ke Australia, Rebutan Suntikan Dimulai?.

Italia menjelaskan larangan ekspor diperlukan karena kekurangan vaksin di Eropa yang dilanda virus dan kurangnya kebutuhan mendesak di Australia yang relatif bebas virus.
 
Morrison justru mengungkapkan simpati dengan situasi pandemi di Italia. "Di Italia, orang meninggal dengan kecepatan 300 per hari. Jadi saya pasti bisa memahami tingkat kecemasan yang tinggi yang akan ada di Italia dan di banyak negara di seluruh Eropa,” ungkapnya.
 
"Mereka berada dalam situasi krisis yang tidak terkendali. Itu bukan situasi di Australia," tambahnya.
 
Kepala Petugas Medis Australia, Paul Kelly, juga memberikan suara solidaritas. “Adik saya tinggal di Italia. Saat ini mereka menangani 18.000 kasus sehari,” sebut Kelly.
 
Komisi Eropa dengan keras mengkritik AstraZeneca, sebuah perusahaan Anglo-Swedia, karena hanya memasok sebagian kecil dari dosis vaksin yang telah dijanjikan untuk dikirimkan ke blok tersebut.
 
Namun, larangan ekspor Italia menghidupkan kembali tuduhan "nasionalisme vaksin", sesuatu yang disangkal Morrison dengan menunjuk pada "sejumlah besar vaksin" yang telah meninggalkan Uni Eropa.
 

 
Australia telah menerima 300.000 dosis vaksin AstraZeneca sejauh ini, dan yang pertama diberikan pada Jumat kepada staf garis depan.
 
Baca: Vaksin Diblokir, Australia Minta Eropa Tinjau Keputusan Italia.
 
Gelombang pertama tersebut, bersama dengan pasokan vaksin Pfizer, diperkirakan akan bertahan hingga produksi dalam negeri ditingkatkan pada akhir bulan.
 
Perusahaan farmasi CSL memproduksi vaksin AstraZeneca di Australia setelah kandidat vaksinnya sendiri tidak berhasil dikembangkan. Secara total, sekitar 50 juta dosis diharapkan diproduksi di Australia.
 
"Produksi dalam negeri dimulai dengan satu juta (dosis) per minggu pengiriman dari akhir Maret dan berada di jalur yang benar," kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Australia kepada AFP.
 
Morrison mengatakan bahwa kapasitas telah memberi Australia "kedaulatan atas program vaksinasi kami, yang menurut saya sangat penting".
 
Meskipun Australia menyetujui vaksin lebih lambat dari kebanyakan negara, Australia bertujuan agar sebagian besar populasi orang dewasa diinokulasi pada Oktober tahun ini.
 
Negara berpenduduk sekitar 25 juta orang itu telah mencatat lebih dari 25.000 kasus virus sejak pandemi dimulai dan sekitar 900 kematian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan