Perintah Roma yang memblokir pengiriman lebih dari 250.000 dosis telah diterima oleh Komisi Eropa. Sebelumnya Uni Eropa telah mengecam keras perusahaan Anglo-Swedia tahun ini karena hanya memasok sebagian kecil dari dosis vaksin yang telah dijanjikan untuk dikirimkan ke mereka.
"Pengiriman dihentikan karena kami terus kekurangan vaksin di UE dan di Italia serta penundaan pasokan dari AstraZeneca ke UE dan Italia," kata Kementerian Luar Negeri Italia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Jumat 5 Maret 2021.
Pengiriman itu juga diblokir karena Australia tidak dianggap sebagai negara yang "rentan" dalam konteks pandemi. Tidak hanya itu, Australia juga dinilai meminta jumlah dosis yang terlalu tinggi dibandingkan kondisi pandemi mereka.
Kemenlu Italia mengatakan, AstraZeneca meminta izin ekspor pada 24 Februari. Roma meneruskan permintaan tersebut ke Komisi Eropa dua hari kemudian, dengan mengajukan penolakan.
Badan eksekutif UE setuju, dan pemerintah Italia -,yang Perdana Menteri barunya Mario Draghi telah berjanji untuk meningkatkan upaya vaksinasi nasional,- memberi tahu AstraZeneca tentang keputusannya pada 2 Maret.
Kementerian tersebut mengatakan, Italia sebelumnya telah mengizinkan ekspor sampel vaksin AstraZeneca, tetapi hanya dalam "jumlah yang sedikit untuk tujuan penelitian ilmiah."
Dosis tersebut berasal dari sebuah pabrik di Italia yang dioperasikan oleh AstraZeneca untuk memproduksi beberapa vaksinnya. Vaksin ini merupakan salah satu dari tiga vaksin yang diizinkan untuk digunakan di UE bersama dengan Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Di bawah "mekanisme transparansi dan otorisasi" komisi tersebut, negara-negara anggota UE memeriksa rencana ekspor dari blok vaksin covid-19 resmi. Skema ini dimulai pada 30 Januari dan akan berjalan setidaknya hingga akhir Maret.
Periode itu terkait dengan penurunan tajam dalam tiga bulan pertama tahun ini pengiriman yang diharapkan UE untuk memulai peluncuran vaksinnya.
Sebagian besar kekurangannya adalah karena AstraZeneca telah menjanjikan untuk memberikan sekitar 100 juta dosis pada waktu itu. Tetapi sekarang berada di jalur yang tepat untuk memasok hanya 40 persen dari itu.
Pada saat yang sama, perusahaan yang berbasis di Inggris ini secara penuh memasok vaksin ke mantan anggota UE itu. Pasokan vaksin ke Inggris, membuatnya sebagai negara terdepan dalam program vaksinasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News