Pesawat intai milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) E-8C. Foto: SCMP
Pesawat intai milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) E-8C. Foto: SCMP

Tiongkok: AS Ganti Identitas Jet Tempur untuk Lakukan Pengintaian

Fajar Nugraha • 22 September 2020 18:04
Beijing: Tiongkok menuduh AS sembunyikan identitas pesawat tempurnya sebagai pesawat sipil. Hal itu ditengarai untuk memata-matai Negeri Tirai Bambu sebanyak setidaknya 100 kali pada tahun ini.
 
Bagi Tiongkok, dugaan ini adalah ancaman keamanan serius. "Ini adalah tipuan umum bagi Angkatan Udara AS untuk meniru kode transponder pesawat sipil dari negara lain. Ini sangat keji," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin awal pekan ini.
 
“Kami mendesak AS untuk segera menghentikan provokasi berbahaya tersebut, untuk menghindari terjadinya kecelakaan di laut dan udara,” tegas Wang, seperti dikutip The South China Morning Post, Selasa 22 September 2020.

Wang menggambarkan catatan tentang aktivitas pesawat mata-mata Amerika di daerah itu sebagai ‘tidak lengkap’. Pernyataannya itu tampaknya mengonfirmasi laporan dari lembaga think thank Beijing, South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI) yang dikatakan menunjukkan pesawat AS secara elektronik menyamar sebagai pesawat sipil dari Malaysia saat terbang di atas jalur air yang disengketakan. Malaysia belum mengonfirmasi atau menanggapi klaim tersebut.
 
Menurut SCSPI, yang memantau aktivitas di Laut China Selatan, antara 8-10 September pesawat mata-mata AS yang menyamar sebagai pesawat Malaysia terbang di atas Kepulauan Paracel yang disengketakan. Pesawat itu juga dikabarkan terbang di Selat Taiwan dan Laut Kuning dekat pantai Tiongkok hal ini didasarkan kesimpulan pada catatan responden penerbangan open source.
 
"Ini tidak diragukan lagi menambah risiko besar dan ketidakpastian pada keselamatan penerbangan internasional, yang dapat menyebabkan kesalahan penilaian (oleh sistem pertahanan udara darat) dan mungkin membawa bahaya bagi pesawat sipil terutama yang ditiru identitasnya," sebut SCSPI dalam laporannya.
 
Semua pesawat yang terdaftar di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) diberi kode enam digit unik yang disebut ‘kode hex’ yang jarang berubah. Kode tersebut ditransmisikan oleh transponder pesawat saat diinterogasi oleh radar pengatur lalu lintas udara. Jika perangkat dimatikan atau dikonfigurasi ulang, ada bahaya kesalahan identifikasi dan bahkan tabrakan di udara.
 

 
Salah satu insiden kesalahan identifikasi yang paling terkenal terjadi pada 1983 ketika Korean Airlines penerbangan 007 ditembak jatuh oleh angkatan udara Uni Soviet, menewaskan semua 269 penumpang. Pesawat sipil itu dikira sebagai pesawat mata-mata AS setelah RC-135 terlihat melintasi jalur penerbangannya di wilayah udara Soviet.
 
Agustus lalu, seorang sumber mengatakan kepada South China Morning Post bahwa pesawat mata-mata E-8C AS awalnya diidentifikasi sebagai pesawat komersial sampai terbang di dekat provinsi Guangdong di pantai selatan Tiongkok.
 
Angkatan Udara AS, yang telah meningkatkan aktivitasnya di Laut Cina Selatan dalam beberapa bulan terakhir, menggunakan platform pesawat komersial untuk beberapa pesawatnya -,RC-135 didasarkan pada Boeing 707,- yang memungkinkan mereka untuk mengambil perlindungan sipil.
 
Laporan SCSPI mengatakan selama tiga hari berturut-turut pada  September mencatat ‘hilangnya’ pesawat pengintai segera setelah mereka meninggalkan pangkalan udara AS di Okinawa dan Guam.
 
“Kemudian, pada ketinggian dan jalur penerbangan yang sama, pesawat dengan kode yang mengidentifikasi mereka sebagai orang Malaysia terbang dalam pola ‘mencurigakan’ atau ke tujuan yang biasanya tidak terkait dengan rute sipil,” laporan SCSPI.
 
Sebagai bukti tambahan untuk kesimpulannya, laporan itu mengatakan sebuah pesawat tanker Angkatan Udara AS telah meninggalkan Pangkalan Udara Anderson di Guam menuju Laut China Selatan pada 10 September, pada saat yang sama dengan salah satu pesawat pengintai, diduga melakukan pengisian bahan bakar udara.
 

 
Pada akhir Agustus SCSPI juga menggunakan informasi identifikasi pesawat open source untuk mengklaim pesawat pengintai EP-3E AS mungkin telah mendarat di Taiwan. Hal ini kemudian dibantah oleh otoritas Taiwan sebagai ‘sepenuhnya bertentangan dengan fakta’.
SCSPI mengatakan Angkatan Udara AS memiliki rekam jejak dalam mengubah nomor transponder di pesawatnya dengan pesawat sipil untuk pengintaian rahasia di tempat-tempat seperti Iran atau Venezuela.
 
Komentator militer yang berbasis di Hong Kong, Song Zhongping mengatakan pesawat mata-mata AS dengan identitas palsu dapat mencapai sasaran militer atau sipil di wilayah udara Tiongkok, sedekat mungkin ke garis pantai tanpa menarik perhatian pertahanan udara PLA.
 
"Mereka berpura-pura menjadi orang Malaysia karena itu adalah negara pengklaim Laut China Selatan dan memiliki hubungan yang relatif baik dengan Tiongkok, jadi kecil kemungkinannya untuk menyulut ketegangan,” tutur Song.
 
Song mengatakan, menyamarkan pesawat tempur sebagai pesawat sipil tidak hanya melanggar ICAO, tetapi juga kode perilaku aman Tiongkok-AS pada pertemuan angkatan laut dan udara, yang ditandatangani pada 2014.
 
"Ini menunjukkan betapa angkatan bersenjata AS sangat ingin mengetahui pengerahan PLA (tentara Tiongkok) dan sedang mempersiapkan aksi militer potensial," katanya.
 
Awal bulan lalu, sebuah pesawat pengintai AS terbang ke zona larangan terbang yang diumumkan karena latihan militer Tiongkok di Laut Kuning, memicu protes dari Kementerian Pertahanan Tiongkok.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan