Tetapi dalam beberapa minggu terakhir, jumlah yang mendaftar tidak seperti biasanya.
"Kami mendapatkan sekitar 10.000 orang per hari melawan 2.000 orang secara normal," ucap seorang petugas polisi.
Khalilullah, seorang insinyur berusia 36 tahun, tiba pada pukul 5:00 pagi bersama istri dan tiga anaknya.
"Sudah ada 300 orang dalam antrean," ucapnya kepada AFP, lebih dari tiga jam setelah bergabung dalam antrian.
Pelamar harus difoto, mata direkam secara biometrik, dan sidik jari diambil sebagai bagian dari proses, dengan risiko keamanan menyeluruh untuk tindakan yang baik.
Wajah teror
Seorang warga menceritakan pengalamannya kepada AFP. Zeenat Bahar Nazari mengaku telah menunggu berjam-jam ketika dia berbicara kepada AFP."Ketika kami masih anak-anak, keluarga kami mengatakan bahwa Taliban membunuh orang, membuat mereka menghilang," kata mahasiswa ilmu komputer berusia 23 tahun itu.
"Mereka melakukan kekerasan terhadap perempuan, tidak membiarkan mereka dididik dan merampas hak-hak dasar perempuan,” tegasnya.