Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal. Foto: AFP
Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal. Foto: AFP

Balas Dendam! Korut Kembali Tembak Rudal dalam Uji Coba Ketiga

Marcheilla Ariesta • 14 Januari 2022 17:21
Yangon: Korea Utara (Korut) telah menembakkan proyektil tak dikenal ke arah timur, kata pejabat Korea Selatan dan Jepang pada Jumat. Ini merupakan uji coba senjata ketiga yang dicurigai negara bersenjata nuklir itu hanya dalam waktu seminggu.
 
Tes baru yang dicurigai terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru minggu ini, mendorong Pyongyang untuk bersumpah tidak akan pernah melepaskan "hak untuk membela diri".
 
"Korea Utara menembakkan proyektil tak dikenal ke arah timur," kata Kepala Staf Gabungan Korsel pada Jumat tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dikutip AFP, Jumat 14 Januari 2022.

Penjaga pantai Jepang mengatakan, “telah mendeteksi peluncuran dari Korea Utara yang tampaknya merupakan rudal balistik atau rudal pada siang hari”.
 
Seorang juru bicara penjaga pantai mengatakan kepada AFP bahwa mereka masih menganalisis di mana jatuhnya dan apakah itu satu objek atau lebih.
 
Meskipun terkena sanksi internasional atas program senjata nuklirnya, Pyongyang menguji apa yang dikatakannya sebagai rudal hipersonik pada 5 Januari dan 11 Januari.
 
Setelah tes kedua, yang secara pribadi diawasi oleh pemimpin Kim Jong-un, Amerika Serikat memberlakukan sanksi tambahan terhadap lima orang yang terkait dengan program senjata balistik Korea Utara.
 

Langkah itu memicu tuduhan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut bahwa Amerika Serikat ‘sengaja meningkatkan’ situasi.
 
“Jika AS mengadopsi sikap konfrontatif seperti itu, DPRK akan dipaksa untuk mengambil reaksi yang lebih kuat dan pasti terhadapnya," kata juru bicara itu dalam komentar yang dibawa oleh kantor berita negara KCNA sebelumnya padaJumat.
 
“Ini adalah hak sah Korea Utara untuk mengembangkan senjata baru sebagai bagian dari upayanya untuk memodernisasi kemampuan pertahanan nasionalnya," ujar juru bicara itu.

Situasi mengkhawatirkan

Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara, mengatakan kepada AFP bahwa waktu uji dugaan terbaru itu mengkhawatirkan.
 
"Situasi ini mengkhawatirkan. Korea Utara meluncurkan tes ini tepat setelah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak akan melepaskan 'hak untuk membela diri'," ujar Yang.
 
"Dengan tes, mereka menunjukkan bahwa mereka benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan dalam pernyataan itu. Pesannya sangat jelas. Korea Utara tidak akan menyerah apa pun terkait persenjataannya meskipun sanksi baru diberlakukan,” tuturnya.
 
Pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Korea Utara untuk duduk dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat, yang menurutnya tidak memiliki "niat bermusuhan" terhadap rezim Kim Jong-un.
 
“Tes lanjutan sangat tidak stabil, berbahaya, dan bertentangan dengan seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB," tutur Blinken dalam wawancara yang disiarkan televisi.
 
Pyongyang telah menolak untuk menanggapi seruan AS untuk melakukan pembicaraan.
 
Pada pertemuan penting partai berkuasa Korea Utara bulan lalu, Kim berjanji untuk terus membangun kemampuan pertahanan negara itu, tanpa menyebut Amerika Serikat.
 
Dialog antara Washington dan Pyongyang tetap terhenti, dan Korea Utara yang miskin juga berada di bawah blokade virus korona yang dipaksakan sendiri yang telah memukul ekonominya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan