Warga Sri Lanka demo menggunakan topeng Gotabaya Rajapaksa. Foto: AFP
Warga Sri Lanka demo menggunakan topeng Gotabaya Rajapaksa. Foto: AFP

Pengunduran Diri Rajapaksa Diterima, Presiden Baru Segera Diumumkan

Marcheilla Ariesta • 15 Juli 2022 13:21
Kolombo: Surat pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa diterima Parlemen. Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan, presiden baru akan dipilih dalam tujuh hari mendatang.
 
Abeywardena menegaskan, menurut konstitusi, perdana menteri, Ranil Wickremesinghe, akan dilantik sebagai presiden sementara pada hari Jumat,15 Juli 2022. Ia akan memegang peran sampai pemungutan suara baru diadakan oleh anggota parlemen di parlemen minggu depan.
 
"Proses pemungutan suara dan pengukuhan presiden baru kemungkinan akan memakan waktu tujuh hari," katanya, dikutip dari The Guardian.

Abeywardena meminta agar semua pemimpin partai politik 'meluaskan dukungan mereka' untuk kelancaran pemilihan presiden baru, dan demi 'menegakkan demokrasi' selama masa transisi.
 
Baca:Tiba di Singapura, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Ajukan Pengunduran Diri

Parlemen akan berkumpul kembali pada Sabtu besok, untuk memulai proses pemasangan pemerintah 'persatuan' semua partai yang baru. Pemerintahan ini nantinya akan terdiri dari banyak partai politik. 
 
Partai-partai oposisi mengatakan, mereka akan bertemu pagi ini dan mengajukan nama baru untuk perdana menteri, kemungkinan besar Sajith Premadasa, pemimpin partai oposisi terbesar.
 
Sementara itu, Gotabaya Rajapaksa telah secara resmi mengundurkan diri. Mundurnya Rajapaksa terjadi setelah seminggu yang dramatis di mana pemimpin yang terkepung itu melarikan diri dari Sri Lanka setelah istana dan kantor kepresidenannya diserbu oleh para pengunjuk rasa.
 
Pengumuman resmi pengunduran diri Rajapaksa dibuat dalam pidato yang disiarkan televisi oleh Parlemen pada Jumat pagi waktu setempat.
 
Rajapaksa saat ini berada di Singapura, tempat ia melarikan diri pada Rabu lalu, melalui Maladewa. Surat pengunduran dirinya dikirim pada Kamis malam, pertama melalui email dan kemudian yang asli dikirim dengan penerbangan diplomatik.
 
Tetapi pengumuman resmi ditunda hingga Jumat, sementara kantor parlemen memverifikasi surat tersebut.
 

Keputusan Rajapaksa untuk kabur tanpa mengundurkan diri telah meninggalkan Sri Lanka dalam situasi kekacauan politik selama lebih dari 36 jam. Ketegangan meningkat di negara itu, yang tetap dalam keadaan darurat.
 

Kejatuhan Rajapaksa

Jatuhnya Rajapaksa sebagai presiden terjadi setelah berbulan-bulan protes berkelanjutan yang memintanya untuk mundur. Dia memerintah bersama enam anggota keluarganya yang memiliki kekuatan politik, termasuk saudara laki-lakinya Mahinda Rajapaksa yang menjadi perdana menteri dan saudaranya Basil Rajapaksa yang menjadi menteri keuangan. 
 
Namun, semua anggota keluarganya terpaksa mengundurkan diri dalam beberapa bulan terakhir karena tekanan publik. Meski demikian, ia tetap memegang kekuasaan, yang membuat marah para pengunjuk rasa di jalanan.
 
Banyak orang menganggap Rajapaksa bertanggung jawab untuk mendorong Sri Lanka ke dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada 1948. Krisis menyebabkan nrgara itu kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan. 
 
Bersama beberapa anggota keluarganya yang berkuasa yang memegang jabatan politik, dia dituduh melakukan salah urus ekonomi dan korupsi yang meluas.
 
Rajapaksa belum secara langsung berbicara kepada warga Sri Lanka sejak dia dievakuasi dari rumahnya pada Sabtu pagi pekan lalu, tepat sebelum ratusan ribu orang berkumpul di Kolombo untuk menuntut dia mundur.
 
Dia berjanji untuk menyerahkan kekuasaan pada 13 Juli untuk memastikan 'transisi kekuasaan yang damai', tetapi tenggat waktu telah berlalu tanpa ada tanda-tanda surat pengunduran dirinya. 
 
Rajapaksa memiliki kekebalan dari penangkapan saat dia menjadi presiden dan banyak yang percaya dia sedang mencari negara tempat berlindung yang aman sebelum akhirnya melepaskan kekuasaan. Hal ini tentu untuk melindungi dirinya dari penuntutan atas tuduhan kejahatan perang dan korupsi yang sudah berlangsung lama.
 
Meski demikian, Pemerintah Singapura menegaskan bahwa Rajapaksa tidak mencari suaka di negara mereka. Tujuan akhirnya tetap tidak diketahui.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan