Perjalanan mereka dari wilayah selatan Afghanistan menuju Kabul berjalan sukses berkat bantuan seorang polisi anti-terorisme Afghanistan. Polisi tersebut memberikan burka kepada para prajurit SAS.
"Tim SAS sudah berada di Afghanistan selama berbulan-bulan dalam misi pengintaian rahasia. Mereka kemudian diminta membatalkan operasi dan bersiap untuk dievakuasi dari Kabul," ucap seorang sumber, dilansir dari laman Daily Star, belum lama ini.
Sebelum memulai perjalanan menuju Kabul, para prajurit SAS melepaskan semua peralatan dan hanya membawa senjata serta amunisi. Mereka kemudian memakai burka yang diberikan seorang polisi lokal.
Menggunakan taksi, para prajurit SAS melewati sejumlah pos pemeriksaan yang dijaga ketat militan Taliban.
"Saat melewati beberapa pos, seorang polisi Afghanistan menjelaskan bahwa 'para perempuan' yang dibawanya ini adalah muslimah taat yang hanya ingin pergi ke Kabul untuk merayakan kemenangan Taliban," ujar sumber tersebut.
"Sempat ada beberapa momen menegangkan, tapi Taliban tidak berani untuk menyentuh membuka pakaian burka dari seorang perempuan," sambungnya.
Saat tiba di Kabul, para prajurit SAS melaju sedekat mungkin dengan bandara. Melewati berbagai pos pemeriksaan, mereka akhirnya tiba di sebuah gerbang keberangkatan.
"Seorang sersan mayor SAS mendekati salah satu prajurit Amerika dan berkata, 'kami pasukan khusus Inggris,'" tutur sumber tersebut.
"Prajurit Amerika itu sempat bingung dan berkata, 'hah, apa? coba katakan lagi,'" lanjutnya. Ia kebingungan karena para prajurit SAS masih memakai burka mereka.
Setelah itu, para prajurit SAS dibawa ke sebuah ruangan dan burka mereka pun dilepas. "Saat ditanya apakah mereka butuh sesuatu, sang sersan mayor meminta teh," sebut sumber tersebut.
Kementerian Pertahanan Inggris tidak mengeluarkan komentar apapun mengenai peristiwa ini sesuai kebijakan pemerintah mengenai operasi pasukan khusus.
Baca: Inggris Berdialog dengan Taliban Terkait Akses Aman Evakuasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News