Penangguhan penerbangan penumpang Scoot terjadi kurang dari dua minggu setelah pemerintah Hong Kong melarang penerbangan penumpang Singapore Airlines (SIA) yang berangkat dari Singapura untuk mendarat di Hong Kong.
Ini terjadi setelah seorang penumpang di SQ882, yang terbang dari Singapura ke Hong Kong pada 31 Maret, dipastikan mengidap covid-19 setelah diuji setibanya di wilayah tersebut.
Selain itu, tiga penumpang juga "gagal memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Peraturan Angkutan Lintas Batas dan Penumpang) Peraturan (pasal 599H)".
Larangan tersebut dimulai dari 3 April dan akan berakhir pada hari Jumat.
Travel bubble
Pada hari Rabu, Menteri Transportasi Singapura Ong Ye Kung mengatakan Singapura dan Hong Kong sedang dalam "diskusi aktif" untuk memulai travel bubble atau peluang perjalanan udara yang telah lama tertunda antara kedua kota tersebut."Kami sedang menyelesaikan rincian revisi perjanjian kami dan berharap untuk segera mengumumkan rencana kami," katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Transportasi Singapura.
Ini terjadi setelah Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan pada Selasa bahwa wilayah itu berencana untuk hanya mengizinkan penduduk yang telah divaksinasi penuh terhadap covid-19 untuk melakukan perjalanan ke Singapura di bawah gelembung perjalanan. Lam menggambarkan persyaratan ini sebagai ‘dasar diskusi’ antara dua kota.
“Ini meskipun pihak berwenang di Singapura tidak mewajibkan vaksinasi wajib untuk pelancong Hong Kong di bawah pengaturan tersebut,” ungkap Lam.
“Kami ingin memberikan insentif untuk mendorong warga Hong Kong mendapatkan vaksinasi,” imbuhnya.
Pada Maret lalu, Menteri Ong mengatakan bahwa Singapura sedang mempelajari proposal dari Hong Kong untuk membuka kembali perbatasan dengan aman, setelah wilayah itu berhasil mengendalikan pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News