Prajurit Korea Selatan (Korsel) dengan latar belakang siaran televisi peluncuran rudal Korea Utara (Korut). Foto: AFP
Prajurit Korea Selatan (Korsel) dengan latar belakang siaran televisi peluncuran rudal Korea Utara (Korut). Foto: AFP

Korea Utara Akui Luncurkan Rudal Hipersonik

Yogi Bayu Aji • 06 Januari 2022 06:27

 
Meskipun belum menguji bom nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh sejak 2017, dalam beberapa tahun terakhir Korea Utara telah mengembangkan dan meluncurkan berbagai rudal dan hulu ledak yang lebih hebat bermanuver.  Analis menyebutkan, kemungkinan rudal itu ditujukan untuk mampu mengatasi pertahanan rudal seperti yang digunakan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat.
 
“Kesan saya adalah bahwa Korea Utara telah mengidentifikasi peluncur hipersonik sebagai sarana kualitatif yang berpotensi berguna untuk mengatasi pertahanan rudal,” kata Ankit Panda, seorang rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.

Rudal baru

Senjata hipersonik dianggap sebagai senjata generasi berikutnya yang bertujuan untuk merampok waktu reaksi musuh dan mekanisme kekalahan tradisional.

Foto-foto rudal yang digunakan dalam uji coba hari Rabu menunjukkan rudal balistik berbahan bakar cair dengan Manoeuvrable Reentry Vehicle (MaRV) berbentuk kerucut, kata para analis.
 
“Ini adalah versi yang berbeda dari senjata yang diuji tahun lalu, dan pertama kali diluncurkan pada pameran pertahanan di Pyongyang pada Oktober,” ujar Ankit Panda.
 
"Mereka kemungkinan membuat setidaknya dua program pengembangan terpisah," tambahnya.
 
“Salah satunya adalah Hwasong-8, yang diuji padaSeptember. Rudal ini, yang memiliki beberapa kesamaan dengan Hwasong-8, adalah yang lain,” imbuh Panda.
 
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, tes minggu ini melanggar beberapa Resolusi Dewan Keamanan PBB dan menimbulkan ancaman bagi tetangga Korea Utara dan masyarakat internasional.
 
Pembicaraan yang bertujuan membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklir dan persenjataan rudal balistiknya telah terhenti sejak serangkaian pertemuan puncak antara pemimpin Kim Jong-Un dan Presiden AS Donald Trump gagal tanpa kesepakatan.
 
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengatakan terbuka untuk berbicara dengan Korea Utara, tetapi Pyongyang mengatakan tawaran Amerika adalah retorika kosong tanpa perubahan yang lebih substantif terhadap "kebijakan bermusuhan" seperti latihan militer dan sanksi.
 
Tes terbaru datang hanya beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk jalur kereta api yang dia harapkan pada akhirnya akan menghubungkan Semenanjung Korea yang terbagi. Kondisi tersebut menimbulkan keraguan atas harapannya untuk terobosan upaya diplomasi selama 11 jam dengan Korea Utara sebelum kekuasaannya berakhir pada Mei.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OGI)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan