Pejabat pertahanan AS mengonfirmasi sebanyak dua rudal ditembakkan pada Minggu 21 Maret 2021. Menurutnya hal ini sejalan dengan praktik Pyongyang di masa lalu yang menggunakan uji coba misilnya untuk memprovokasi Washington dan Seoul.
Baca: Korut Diperkirakan Segera Lakukan Uji Coba Rudal Antar Benua Terbaru.
Meskipun tidak dijelaskan jenis rudal tersebut, Washington Post menyebut uji coba yang dilakukan adalah rudal jarak pendek.
Peluncuran itu dilakukan setelah intelijen memperingatkan bahwa Pyongyang mungkin sedang mempersiapkan tindakan semacam itu. AS mendeteksi peluncuran saat itu terjadi.
Tapi, tidak seperti biasanya untuk kedua rival tersebut, baik Korea Selatan maupun Korea Utara tidak mengakui uji coba tersebut. Bahkan pejabat AS juga tetap diam, sampai sekarang.
Para pengamat menganggapnya sebagai tantangan sederhana bagi pemerintahan baru Presiden Joe Biden sama seperti upaya pembukaan untuk terlibat dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam pembicaraan tentang denuklirisasi.
Peluncuran itu dilakukan hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengunjungi Jepang dan Korea Selatan untuk membahas masalah aliansi dan keamanan mereka di kawasan itu. Korea Utara tetap dipandang sebagai ancaman utama.
Militer Negeri Paman Sam juga memastikan mengikuti latihan gabungan 8-17 Maret oleh pasukan pertahanan AS dan Korea Selatan.
Sementara Blinken dan Austin berada di Seoul pada 18 Maret, wakil menteri luar negeri pertama Korea Utara Choe Son Hui menuduh Amerika Serikat melakukan "teori gila tentang 'ancaman dari Korea Utara' dan retorika tak berdasar tentang 'denuklirisasi lengkap'".
Baca: AS-Korsel Tegaskan Komitmen Bersama Tangani Isu Nuklir Korut.
Peluncuran semacam itu, terutama rudal balistik berkemampuan nuklir, biasanya disertai dengan pengumuman sombong dari Pyongyang dan serangan keras dari Seoul.
Pakar Korea Utara Martyn Williams dari Stimson Center menyebut keheningan itu dengan "penasaran".
"Korea Utara biasanya mengumumkan tes seperti itu setelah fakta melalui media pemerintah tetapi tidak kali ini," tulisnya di Twitter, seperti dikutip AFP, Rabu 24 Maret 2021.
"Tes biasanya juga dilaporkan cukup cepat setelah dilakukan melalui media Jepang dan Korea, tapi tidak ada,” ungkapnya.
Pakar Korea Utara lainnya, Jeffrey Lewis, mengatakan bahwa tes tersebut mungkin dilakukan terhadap rudal jelajah pertahanan pantai jarak pendek.
"Jika memang begitu, itu adalah respons yang cukup ringan terhadap latihan militer AS-Korsel,” pungkas Lewis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News