Pasukan Azerbaijan menaikkan bendera sebagai tanda kemenangan. Foto: Yeni Safak
Pasukan Azerbaijan menaikkan bendera sebagai tanda kemenangan. Foto: Yeni Safak

Azerbaijan Sebut 2.783 Tentaranya Tewas di Nagorno-Karabakh

Fajar Nugraha • 04 Desember 2020 06:57
Baku: Azerbaijan mengatakan bahwa pihaknya kehilangan hampir 2.800 tentara dalam 44 hari pertempuran dengan pasukan Armenia di wilayah separatis Nagorno-Karabakh. Ini pertama kalinya Azerbaijan mengungkapkan korban militernya.
 
Permusuhan berakhir 10 November dengan kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia yang membuat Azerbaijan merebut kembali wilayah yang telah dikuasai pasukan Armenia, selama lebih dari seperempat abad.
 
Azerbaijan belum merilis informasi tentang korban militernya hingga Kamis ketika Kementerian Pertahanan mengatakan

“2.783 tentara tewas dan lebih dari 100 masih hilang. Sementara 1.245 lainnya sedang dirawat di fasilitas medis,” ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip AFP, Jumat 4 Desember 2020.
 
“Selain itu 94 warga sipil tewas dan lebih dari 400 luka-luka dalam penembakan,” imbuh pernyataan tersebit.
 
Sementara, Kementerian Kesehatan Armenia mengatakan pada Rabu bahwa Setidaknya 2.718 prajurit Armenia tewas dalam pertempuran itu. Puluhan warga sipil Armenia juga tewas.
 
Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang separatis di sana berakhir pada tahun 1994. Perang itu membuat Nagorno-Karabakh sendiri dan wilayah sekitarnya yang substansial berada di tangan Armenia.
 
Dalam pertempuran sengit yang dimulai 27 September, tentara Azerbaijan mengalahkan pasukan Armenia dan masuk jauh ke dalam wilayah separatis.
 
Perjanjian perdamaian yang ditengahi Moskow melihat kembalinya sebagian besar Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan dan juga meminta Armenia untuk menyerahkan semua wilayah yang dikuasainya di luar wilayah separatis. Azerbaijan menyelesaikan merebut kembali wilayah itu pada hari Selasa ketika mengambil alih wilayah Lachin yang terletak antara Nagorno-Karabakh dan Armenia.
 
Rusia mengerahkan hampir 2.000 penjaga perdamaian untuk jangka waktu setidaknya lima tahun untuk memantau kesepakatan dan memfasilitasi kembalinya para pengungsi. Pasukan Rusia juga akan memastikan transit yang aman antara Nagorno-Karabakh dan Armenia melintasi wilayah Lachin.

Perayaan kemenangan

Azerbaijan merayakan akhir pertempuran sebagai kemenangan nasional, dan Presiden Ilham Aliyev mengumumkan Kamis bahwa 8 November akan dirayakan secara nasional sebagai Hari Kemenangan untuk menandai pengambilalihan Shusha. Itu adalah sebuah kota utama di Nagorno-Karabakh, oleh pasukan Azerbaijan.
 

 
Aliyev sebelumnya menetapkan hari libur pada 10 November, ketika kesepakatan damai mulai berlaku. Tetapi dia mempertimbangkan kembali karena Turki, yang merupakan sekutu utama Azerbaijan, merayakan Hari Peringatan Ataturk pada tanggal itu.
 
Turki telah memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut dengan sangat mendukung Azerbaijan. Awal pekan ini, pejabat militer Rusia dan Turki menandatangani dokumen untuk mendirikan pusat pemantauan bersama guna memastikan pemenuhan kesepakatan damai.
 
Kesepakatan damai telah memicu kemarahan di Armenia. Beberapa ratus pengunjuk rasa oposisi berunjuk rasa Kamis di ibu kota Armenia, Yerevan, memblokir beberapa jalan saat mereka menuntut penggulingan Perdana Menteri Nikol Pashinyan.
 
Artur Vanetsyan, mantan kepala Badan Keamanan Nasional yang memimpin partai oposisi Tanah Air, mengatakan dalam sambutan yang disiarkan televisi bahwa "setiap hari Pashinyan mempertahankan jabatan perdana menteri merupakan ancaman keamanan nasional."
 
Oposisi Armenia menganggapnya bertanggung jawab karena gagal menegosiasikan akhir yang lebih cepat dari permusuhan dengan ketentuan yang lebih menguntungkan, tetapi berjanji untuk menegakkan kesepakatan damai jika dia mundur.
 
Pada Kamis, 17 partai oposisi Armenia menunjuk politisi veteran Vazgen Manukyan sebagai calon perdana menteri mereka. Manukyan yang berusia 74 tahun memegang jabatan tersebut pada 1990-91 ketika Armenia menjadi bagian dari Uni Soviet dan kemudian menjabat sebagai menteri pertahanan selama perang separatis pada awal 1990-an.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan