Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian. Foto: Medcom.id/Hariyanti.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian. Foto: Medcom.id/Hariyanti.

Tujuh Balasan Dubes Tiongkok Hadapi Pandangan Negatif Menlu AS

Fajar Nugraha • 30 Oktober 2020 16:13

 
“Hak asasi rakyat semua etnik di Xinjiang sepenuhnya terjamin. Tiongkok adalah sahabat tulus bagi dunia Muslim, yang senantiasa teguh mendukung perjuangan adil rakyat Palestina,” sebutnya.
 
Sebaliknya, menurut Dubes Xiao, Pemerintah AS justru menerbitkan ‘Muslim Ban’ (larangan bagi Muslim untuk masuk AS), mengabaikan hak dan kepentingan legal Palestina dalam konflik dengan Israel, membangkitkan "revolusi berwarna" di sejumlah negara Muslim.

“Mereka meluncurkan perang proksi, dan bahkan melakukan serangan langsung terhadap negara lain tanpa alasan valid. Semua ini mendatangkan instabilitas, konflik, perpecahan, dan penderitaan berkepanjangan bagi dunia Muslim,” ungkapnya.


6. AS adalah faktor paling berbahaya bagi perdamaian di Laut China Selatan 

Laut China Selatan merupakan rumah bersama bagi negara-negara di kawasan. Tiongkok telah bekerja sama dengan negara-negara di kawasan untuk memelihara perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, mendorong kerja sama dan perkembangan, serta menyelesaikan pertikaian dengan sebaik-baiknya melalui konsultasi dan negosiasi bersahabat.
 
Sedangkan AS, menurut Xiao demi kepentingan hegemoni maritimnya, justru tidak pernah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), tetapi malah bertingkah sebagai pembela UNCLOS.
 
“Demi kepentingan geopolitiknya, AS juga terus-menerus memprovokasi konflik, memamerkan kekuatan militer, dan menciptakan ketegangan di Laut China Selatan,” tegasnya.
 
Bagi Dubes Xiao,ini adalah pendorong terbesar bagi militerisasi Laut China Selatan, dan merupakan faktor paling berbahaya yang menghancurkan perdamaian di Laut China Selatan.

7. Strategi Indo-Pasifik  AS penuh nuansa konfrontasi militer


Dubes Xiao melihat, strategi AS saat ini berupaya membangun sesuatu yang disebut sebagai sebuah ‘NATO’ baru versi kawasan Indo-Pasifik, yang akan dipimpin oleh AS sendiri.
 
Langkah ini bertentangan dengan semangat kerja sama yang saling menguntungkan di Asia Timur, menyerang posisi sentral dan kepemimpinan ASEAN dalam urusan regional, sekaligus merusak momentum positif kerja sama Asia Timur yang telah berlangsung sekian lama. Langkah yang membalikkan sejarah ini merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.
 
“Roda sejarah terus berputar, tren sejarah terus bergulung. Perdamaian dan kemajuan dunia adalah kecenderungan yang tidak mungkin diputar mundur kembali,” sebut Dubes Xiao.
 
“Sejumlah politisi AS harus menghentikan kebijakan keliru yang bermusuhan terhadap Tiongkok. Mereka juga harus berhenti memprovokasi dan mengintervensi hubungan kerja sama bersahabat antara Tiongkok dengan negara-negara lain di kawasan, berhenti mengganggu perdamaian dan stabilitas regional, serta berhenti menginjak-injak keadilan internasional. Kalau tidak, semua upaya mereka itu hanya akan berakhir dengan kegagalan total,” pungkas Dubes Xiao.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan