Presiden Tiongkok Xi Jinping berbicara di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: AFP
Presiden Tiongkok Xi Jinping berbicara di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: AFP

Tiongkok Anggap Trump Gunakan PBB untuk Lakukan Provokasi

Fajar Nugraha • 23 September 2020 05:57
New York: Tuduhan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Tiongkok melepaskan covid-19, mendapat perlawanan. Ucapan Trump yang disampaikan melalui Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, dinilai sebagai kebohongan dan menyalahgunakan platform PBB untuk memprovokasi konfrontasi.
 
Baca: Pada Sidang PBB, Trump Minta Tiongkok Bertanggungjawab Atas Covid-19.
 
Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan nada damai dalam pidato virtualnya yang direkam sebelumnya kepada Sidang PBB. Presiden Xi menyerukan peningkatan kerja sama atas pandemi dan menekankan bahwa negaranya tidak berniat untuk berperang "baik Perang Dingin atau perang panas dengan negara mana pun".

Namun Duta Besar Tiongkok untuk PBB Zhang Jun menolak tuduhan Trump terhadap Tiongkok sebagai ‘tidak berdasar’. “Ini adalah kebohongan yang diulang ribuan kali masih merupakan kebohongan,” tegas Zhang, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu 23 September 2020.
 
Trump dan Xi, pemimpin dua ekonomi terbesar dunia, menguraikan visi yang saling bersaing pada saat hubungan telah jatuh ke level terburuk dalam beberapa dekade. Pandemi virus korona memperburuk sengketa perdagangan dan teknologi yang sudah terjadi sebelumnya.
 
Trump, menghadapi pertempuran pemilihan ulang November dengan Amerika Serikat yang berurusan dengan jumlah kematian dan infeksi resmi tertinggi di dunia dari virus korona. Itu sebabnya dia memfokuskan pidatonya untuk menyerang Negeri Tirai Bambu.
 
Dia menuduh Beijing mengizinkan orang meninggalkan Tiongkok pada tahap awal wabah untuk menginfeksi dunia sambil menutup perjalanan domestik.
 

 
"Kita harus meminta pertanggungjawaban bangsa yang melepaskan wabah ini ke dunia, Tiongkok,” katanya dalam sambutan yang direkam Senin.
 
"Pemerintah Tiongkok, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) -,yang secara virtual dikendalikan oleh Tiongkok,- secara keliru menyatakan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia," ucap Trump.
 
"Belakangan, mereka dengan keliru mengatakan orang tanpa gejala tidak akan menyebarkan penyakit. PBB harus meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas tindakan mereka."
 
Kemudian Trump berjanji untuk mendistribusikan vaksin dan berkata: "Kami akan mengalahkan virus, dan kami akan mengakhiri pandemi."

Hadapi bersama

Pidato Presiden Xi berisi seperti teguran implisit kepada Trump, menyerukan tanggapan global terhadap virus korona dan peran utama WHO. Trump sendiri sudah mengumumkan bahwa negaranya akan keluar dari WHO.
 
"Kita harus meningkatkan solidaritas dan melalui ini bersama-sama," kata Presiden Xi.
 
"Kita harus mengikuti panduan sains, memberikan peran penuh pada peran utama Organisasi Kesehatan Dunia dan meluncurkan respons internasional bersama. Setiap upaya mempolitisasi masalah, atau stigmatisasi, harus ditolak,” tegas Xi.
 
WHO juga menolak pernyataan Trump. "Tidak ada pemerintah yang mengontrol kami," ujar Direktur Komunikasi WHO, Gabby Stern melalui Twitter.
 
"Pada 14 Januari pimpinan teknis # COVID19 kami mengatakan kepada media tentang potensi penularan dari manusia ke manusia. Sejak Februari, para ahli kami telah berdiskusi secara terbuka penularan oleh orang tanpa gejala atau sebelum gejala,” imbuhnya.
 
Dukungan kepada WHO juga disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia mengataka bahwa WHO harus diperkuat untuk mengoordinasikan tanggapan global terhadap pandemi dan mengusulkan konferensi tingkat tinggi tentang kerja sama vaksin.
 
 

Tiongkok telah menggambarkan dirinya sebagai pemandu sorak utama untuk multilateralisme pada saat Trump mengabaikan kerja sama internasional telah membuatnya berhenti dari kesepakatan global tentang iklim dan Iran, serta Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan WHO.
 
Xi mengambil gesekan nyata pada kebijakan ‘America First’ dari Trump dalam sebuah pernyataan pada Senin untuk pertemuan merayakan ulang tahun ke-75 PBB.
 
"Tidak ada negara yang memiliki hak untuk mendominasi urusan global, mengontrol nasib orang lain, atau menyimpan keuntungan dalam pembangunan untuk dirinya sendiri. Terlebih lagi seseorang harus diizinkan untuk melakukan apa pun yang disukainya dan menjadi hegemon, pengganggu atau bos dunia. Unilateralisme adalah jalan buntu,” tegas Xi.
 
Jumlah kematian akibat virus korona AS melampaui 200.000 pada hari Senin, sejauh ini merupakan jumlah resmi tertinggi di negara mana pun. Sementara angka penularan covid-19 di AS sudah mencapai 6,8 juta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan