Pyongyang: Selama 10 tahun sejak Kim Jong-Un berkuasa, Korea Utara (Korut) disebut telah menindak orang-orang yang mencoba keluar dari negara itu. Tindakan tersebut membuat banyak pembelot tanpa harapan untuk melihat keluarga dan kembali ke tanah air mereka.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 17 Desember 2021, sebelum pandemi virus korona memperlambat jumlah pembelot, Jong-Un mengawasi peningkatan kontrol dan menekan Tiongkok guna memperketat tindakan di sisi perbatasannya.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel), yang menangani hubungan dengan Korut mengatakan, hanya terdapat dua pembelot Korut yang memasuki Korsel dari April hingga Juni 2021, paling sedikit dalam satu kuartal. Aktivis mengatakan, beberapa ratus mungkin tiba di kuartal biasa.
“Ia tanpa syarat memblokir semua warga Korut yang membelot dari negara itu,” kata pekerja ‘perantara’ di Korut untuk membantu para pembelot pergi, sebelum melarikan diri pada 2013, Ha Jin-woo.
Di antara mereka yang mencari kehidupan baru di Korsel, usai Jong-Un menjadi pemimpin pada 2011 setelah kematian ayahnya, Kim Jong-Il. Beberapa mengatakan, pemimpin baru itu tidak banyak membantu memperbaiki kehidupan mereka.
“Orang-orang mengatakan hidup terlalu sulit akhir-akhir ini karena pemerintah mengambil lebih banyak barang dari orang-orang, dan ada lebih banyak orang yang mati karena kelaparan,” ujar Jin-woo.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Unifikasi Korsel pada Kamis, 16 Desember, Jong-Un telah mengizinkan sektor swasta untuk mengambil alih sejumlah agen yang dipimpin negara untuk menjadi aktor ekonomi terbesar Korut selama dekade terakhir.
Kementerian tersebut menjelaskan, kenaikan awal dalam Produk Domestik Bruto (PDB) dan peningkatan mata pencaharian telah dilemahkan oleh sanksi internasional yang dikenakan atas pengejaran senjata nuklir Jong-Un.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan