Kabul: Korban tewas akibat gempa di Afghanistan pada Rabu 22 Juni 2022 mencapai 1.000. Sementara lebih dari 600 orang terluka dan jumlah itu diperkirakan akan bertambah seiring informasi mengalir dari desa-desa pegunungan terpencil.
Rumah-rumah menjadi puing-puing dan mayat-mayat yang terbungkus selimut tergeletak di tanah setelah gempa berkekuatan 6,1 magnitudo, foto-foto di media Afghanistan menunjukkan.
“Sejumlah orang yang tidak diketahui terjebak di bawah puing-puing dan di daerah-daerah terpencil,” kata pekerja kesehatan dan bantuan, seperti dikutip AFP, Kamis 23 Juni 2022.
“Operasi penyelamatan diperumit oleh kondisi sulit termasuk hujan lebat, tanah longsor dan banyak desa terletak di daerah lereng bukit yang tidak dapat diakses,” imbuhnya.
Baca: Agensi-Agensi PBB Kirim Bantuan ke Lokasi Gempa Afghanistan.
"Banyak orang masih terkubur di bawah tanah. Tim penyelamat Imarah Islam telah tiba dan dengan bantuan penduduk setempat berusaha mengeluarkan korban tewas dan luka-luka," seorang petugas kesehatan di sebuah rumah sakit di Provinsi Paktika yang dilanda gempa.
Melakukan operasi penyelamatan akan membuktikan ujian besar bagi otoritas garis keras Taliban, yang mengambil alih negara itu Agustus lalu setelah dua dekade perang dan telah terputus dari banyak bantuan internasional karena sanksi. Kementerian Pertahanan yang dipimpin Taliban memimpin upaya penyelamatan.
Loretta Hieber Girardet dari kantor pengurangan risiko bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, upaya untuk memberikan bantuan dan menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing akan menghadapi tantangan besar karena medan dan cuaca.
“Jalan-jalannya buruk bahkan pada waktu-waktu terbaik sehingga operasi kemanusiaan yang dilakukan akan segera ditantang oleh kurangnya akses mudah ke daerah itu,” tutur Girardet, menambahkan bahwa hujan yang dikombinasikan dengan gempa menciptakan risiko lebih lanjut termasuk longsor bagi pekerja kemanusiaan.
Kantor kemanusiaan PBB mengatakan, pihaknya mengerahkan tim kesehatan medis dan menyediakan pasokan medis.
Pejabat kementerian dalam negeri Salahuddin Ayubi mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat "karena beberapa desa berada di daerah terpencil di pegunungan dan akan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan rinciannya".
Rumah-rumah menjadi puing-puing dan mayat-mayat yang terbungkus selimut tergeletak di tanah setelah gempa berkekuatan 6,1 magnitudo, foto-foto di media Afghanistan menunjukkan.
“Sejumlah orang yang tidak diketahui terjebak di bawah puing-puing dan di daerah-daerah terpencil,” kata pekerja kesehatan dan bantuan, seperti dikutip AFP, Kamis 23 Juni 2022.
“Operasi penyelamatan diperumit oleh kondisi sulit termasuk hujan lebat, tanah longsor dan banyak desa terletak di daerah lereng bukit yang tidak dapat diakses,” imbuhnya.
Baca: Agensi-Agensi PBB Kirim Bantuan ke Lokasi Gempa Afghanistan.
"Banyak orang masih terkubur di bawah tanah. Tim penyelamat Imarah Islam telah tiba dan dengan bantuan penduduk setempat berusaha mengeluarkan korban tewas dan luka-luka," seorang petugas kesehatan di sebuah rumah sakit di Provinsi Paktika yang dilanda gempa.
Melakukan operasi penyelamatan akan membuktikan ujian besar bagi otoritas garis keras Taliban, yang mengambil alih negara itu Agustus lalu setelah dua dekade perang dan telah terputus dari banyak bantuan internasional karena sanksi. Kementerian Pertahanan yang dipimpin Taliban memimpin upaya penyelamatan.
Loretta Hieber Girardet dari kantor pengurangan risiko bencana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, upaya untuk memberikan bantuan dan menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di bawah puing-puing akan menghadapi tantangan besar karena medan dan cuaca.
“Jalan-jalannya buruk bahkan pada waktu-waktu terbaik sehingga operasi kemanusiaan yang dilakukan akan segera ditantang oleh kurangnya akses mudah ke daerah itu,” tutur Girardet, menambahkan bahwa hujan yang dikombinasikan dengan gempa menciptakan risiko lebih lanjut termasuk longsor bagi pekerja kemanusiaan.
Kantor kemanusiaan PBB mengatakan, pihaknya mengerahkan tim kesehatan medis dan menyediakan pasokan medis.
Pejabat kementerian dalam negeri Salahuddin Ayubi mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat "karena beberapa desa berada di daerah terpencil di pegunungan dan akan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan rinciannya".
Gempa mematikan dalam 20 tahun
Gempa pada Rabu adalah yang paling mematikan di Afghanistan sejak 2002. Badan Survei Geologi AS (USGS) mengatakan, gempa itu terjadi sekitar 44 kilometer dari kota tenggara Khost, dekat perbatasan dengan Pakistan.
Guncangan dirasakan oleh sekitar 119 juta orang di Pakistan, Afghanistan dan India, kata Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) di Twitter, tetapi tidak ada laporan segera mengenai kerusakan atau korban di Pakistan.
EMSC menyatakan gempa berkekuatan 6,1 magnitudo, meskipun USGS mengatakan gempa itu berkekuatan 5,9 magnitudo.
Guncangan dirasakan oleh sekitar 119 juta orang di Pakistan, Afghanistan dan India, kata Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) di Twitter, tetapi tidak ada laporan segera mengenai kerusakan atau korban di Pakistan.
EMSC menyatakan gempa berkekuatan 6,1 magnitudo, meskipun USGS mengatakan gempa itu berkekuatan 5,9 magnitudo.
Warga jadi korban
Pakar bencana dan pekerja kemanusiaan mengatakan daerah perbukitan miskin yang dilanda gempa sangat rentan, dengan tanah longsor dan rumah-rumah yang dibangun dengan buruk menambah kerusakan yang meluas.
"Kami semua tidur di rumah .dan ruangan itu menimpa kami," kata Gul Faraz saat menerima perawatan luka bersama istri dan anak-anaknya di sebuah rumah sakit di Paktika.
"Semua rumah di daerah kami hancur, tidak hanya satu, tetapi seluruh wilayah telah hancur,” imbuh Faraz
Sebagian besar kematian yang dikonfirmasi berada di Provinsi Paktika, di mana 255 orang tewas dan lebih dari 200 terluka, kata Ayubi. Di provinsi Khost, 25 orang meninggal dan 90 orang dibawa ke rumah sakit.
Menambah tantangan bagi pihak berwenang Afghanistan adalah banjir baru-baru ini di banyak daerah, yang telah memblokir jalan raya.
Afghanistan juga bergulat dengan krisis ekonomi yang parah. Menanggapi pengambilalihan Taliban tahun lalu, banyak negara memberlakukan sanksi pada sektor perbankan Afghanistan dan memotong miliaran dolar dalam bantuan pembangunan.
Namun, bantuan kemanusiaan terus berlanjut dari badan-badan internasional seperti PBB. Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan, Taliban akan menyambut bantuan internasional.
Presiden AS Joe Biden mengarahkan US Agency for International Development (USAID) dan mitra pemerintah federal lainnya untuk menilai opsi tanggapan AS, kata Gedung Putih.
.jpg)
Warga korban gempa dibawa ke ambulans. Foto: AFP
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan PBB sepenuhnya dimobilisasi, menilai kebutuhan dan memberikan dukungan awal.
"Kami mengandalkan komunitas internasional untuk membantu mendukung ratusan keluarga yang terkena bencana terbaru ini. Sekarang saatnya untuk solidaritas," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebagian besar Asia Selatan aktif secara seismik karena lempeng tektonik yang dikenal sebagai lempeng India mendorong utara ke lempeng Eurasia.
Pada 2015, gempa bumi melanda timur laut Afghanistan yang terpencil, menewaskan beberapa ratus orang di Afghanistan dan Pakistan utara di dekatnya.
"Kami semua tidur di rumah .dan ruangan itu menimpa kami," kata Gul Faraz saat menerima perawatan luka bersama istri dan anak-anaknya di sebuah rumah sakit di Paktika.
"Semua rumah di daerah kami hancur, tidak hanya satu, tetapi seluruh wilayah telah hancur,” imbuh Faraz
Sebagian besar kematian yang dikonfirmasi berada di Provinsi Paktika, di mana 255 orang tewas dan lebih dari 200 terluka, kata Ayubi. Di provinsi Khost, 25 orang meninggal dan 90 orang dibawa ke rumah sakit.
Menambah tantangan bagi pihak berwenang Afghanistan adalah banjir baru-baru ini di banyak daerah, yang telah memblokir jalan raya.
Afghanistan juga bergulat dengan krisis ekonomi yang parah. Menanggapi pengambilalihan Taliban tahun lalu, banyak negara memberlakukan sanksi pada sektor perbankan Afghanistan dan memotong miliaran dolar dalam bantuan pembangunan.
Namun, bantuan kemanusiaan terus berlanjut dari badan-badan internasional seperti PBB. Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan, Taliban akan menyambut bantuan internasional.
Presiden AS Joe Biden mengarahkan US Agency for International Development (USAID) dan mitra pemerintah federal lainnya untuk menilai opsi tanggapan AS, kata Gedung Putih.
.jpg)
Warga korban gempa dibawa ke ambulans. Foto: AFP
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan PBB sepenuhnya dimobilisasi, menilai kebutuhan dan memberikan dukungan awal.
"Kami mengandalkan komunitas internasional untuk membantu mendukung ratusan keluarga yang terkena bencana terbaru ini. Sekarang saatnya untuk solidaritas," katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebagian besar Asia Selatan aktif secara seismik karena lempeng tektonik yang dikenal sebagai lempeng India mendorong utara ke lempeng Eurasia.
Pada 2015, gempa bumi melanda timur laut Afghanistan yang terpencil, menewaskan beberapa ratus orang di Afghanistan dan Pakistan utara di dekatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News