Melalui ketentuan ini, Pemerintah Thailand melakukan penangguhan yang meluas oleh maskapai penerbangan dan perusahaan bus.
Baca: Kontes Kecantikan Thailand Jadi Klaster Baru Covid-19.
“Pemerintah mendesak orang-orang di dalam dan sekitar Bangkok untuk bekerja dari rumah. Kami juga telah mendirikan 145 pos pemeriksaan di 10 provinsi berisiko tinggi,” pernyataan pihak Pemerintah Thailand, seperti dikutip AFP, Senin 12 Juli 2021.
“Pos pemeriksaan dibuat juga termasuk 88 di ibu kota, untuk mencoba mengekang perjalanan regional yang tidak penting,” imbuh pernyataan itu.
Pembatasan, awalnya selama dua minggu, bertujuan untuk memperlambat penyebaran virus korona dan mencakup jam malam, penutupan mal, dan pembatasan pertemuan lima orang. Langkah ini diambil setelah periode kematian dan mencatat kasus tertinggi.
Thailand mencatat 8.656 infeksi dan 80 kematian pada Senin, di antara 345.027 kasus dan 2.791 kematian secara keseluruhan, sebagian besar dari wabah sejak awal April yang dipicu oleh varian Alpha dan Delta covid-19 yang sangat menular.
Perusahaan transportasi menyesuaikan layanan untuk mematuhi langkah-langkah dan jam malam, dengan pengurangan angkutan umum siang hari di dalam dan sekitar Bangkok.
Thai AirAsia telah menangguhkan semua penerbangan domestik hingga 31 Juli sementara anak perusahaan Bangkok Airways dan Thai Airways Thai Smile akan menawarkan pengurangan penerbangan domestik.
Klaster kecantikan
Kontes ratu kecantikan di Thailand kini menjadi sorotan karena dianggap sebagi klaster baru covid-19. Peserta dari ratu kecantikan yang mengambil bagian dalam kontes bulan lalu dapat menghadapi tuntutan pidana karena tidak mengenakan masker.Polisi memperingatkan akan adanya tuntutan pada Minggu 11 Juli, setelah sekelompok 22 infeksi muncul dari acara tersebut. 13 kontestan dan sembilan lainnya yang terkait dengan kontes Miss Grand Samut Sakhon, yang diadakan di tempat Bangkok akhir Juni, dinyatakan positif terkena virus korona.
"Kemungkinan ada banyak orang yang terlibat dalam kontes tersebut termasuk kontestan yang melanggar aturan dan peraturan," kata Piya Tawichai, wakil komisaris polisi metropolitan kepada wartawan di Bangkok, Minggu 11 Juli.
“Penyelenggara telah mendapat izin untuk mengadakan acara tersebut. Tetapi harus mematuhi 20 aturan khusus, termasuk pemakaian masker,” imbuh Piya.
"Orang-orang yang menghadiri kontes dan tidak memakai masker juga (melanggar) keputusan darurat dan undang-undang pengendalian penyakit," ujar Piya.
Penyelenggara dan peserta kontes tingkat provinsi sedang diselidiki dan dapat menghadapi kemungkinan tuntutan pidana.
Foto-foto di halaman Facebook acara tersebut menunjukkan para finalis mengenakan gaun dan ikat pinggang, tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak. Para penyelenggara kontes pun terus diselidiki terkait kasus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News